Arif dan Farid saling pandang. Arif menyenggol Farid dan mendorongnya sedikit ke depan. Farid gelagapan dan berkata perlahan, “Tadi, saya dan Arif menggigit kacang, kemudian bersama Andi dan Bowo melemparkannya ke sungai, kami minta maaf, Pak.”
“Ya… ya... ya, saya sudah tahu, sekarang pulang! Bapak banyak kerjaan!” jawab Pak Kosim tidak sabar.
“Gitu aja, Pak?” tanya Arif.
“Lha, apa lagi? Cukup begitu saja, pulang cepat,” tegas Pak Kosim.
Kedua anak itu lalu permisi dan berlari pulang. “Ada-ada saja,” batin Pak Kosim.
Malam
“Pak Kosim…., Pak Kosim…!”
“Sebentar Pak Kadus,” Pak Kosim familiar sekali dengan suara serak Pak Kepala Dusun. Dan memang sudah biasa Pak Kepala Dusun menemuinya. Ia bergegas membuka pintu.
Pak Kadus tidak sendirian, ia bersama seorang laki-laki paru baya, satu wanita dan seorang anak berumur sekitar 9 tahun.
“Ada apa, Pak Kadus?”
“Ini saya mau mengenalkan warga yang baru pindah ke dusun kita,” kata Pak Kadus.