Tapi Tanahku rapuh
Ditebar benci, dendam menusuk menuduh, ...kaku...
Bukankah dengan bersimpuh,
Suci, damai, maaf adalah bahasa-Mu?
Ah, biarkan aku melanjutkan senandungku
Sekedar membunuh sementara waktu
Semua luka, dendam, iri, benci dan juga rindu
Semoga lekas berlalu....
“Nampak sebuah, lebih terang cahayanya”
“Itulah bintangku, bintang kejora yang indah slalu”
Jakarta, 30 November 2016
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!