“Ku pandang langit penuh bintang bertaburan”
“Berkelap-kelip seumpama intan berlian”
Aku rindu lagu itu
Rindu senandung rindu
Menembang lugu
Menembang merdu
Aku rindu lagu itu
Rindu pada rindu
Mendayu
Tak pernah layu
Aku rindu damai itu
Dalam, sedalam inti kalbu
Tidak ragu
Tanpa mengigau palsu
Aku rindu Tanah ku
Yang begitu padu
Seluruh jiwa dan tubuh
Ah, hingar-bingar ini, kapankah berlalu?
Andai semua mau
Berhati lugu
Andai semua mau
Bersenandung rindu
Tapi Tanahku rapuh
Ditebar benci, dendam menusuk menuduh, ...kaku...
Bukankah dengan bersimpuh,
Suci, damai, maaf adalah bahasa-Mu?
Ah, biarkan aku melanjutkan senandungku
Sekedar membunuh sementara waktu
Semua luka, dendam, iri, benci dan juga rindu
Semoga lekas berlalu....
“Nampak sebuah, lebih terang cahayanya”
“Itulah bintangku, bintang kejora yang indah slalu”
Jakarta, 30 November 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H