Mohon tunggu...
Riovano Tjhai
Riovano Tjhai Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar/SMA

aku suka tidur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepercayaan-kepercayaan Manusia pada Masa Pra Aksara dan Dampaknya

15 November 2022   11:58 Diperbarui: 15 November 2022   12:02 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kepercayaan yang dianut pada masa pra aksara adalah, dinanisme, animisme dan totemisme.

Animisme adalah kepercayaan terhadap roh, baik roh tersebut bersifat baik atau jahat. Masyarakat pada saat itu percaya bahwa roh orang meninggal dapat merasuki hewan. Mereka juga percaya bahwa roh orang meninggal itu roh Mahatinggi, yang dapat mengontrol nasib dan perbuatan manusia.

Dinanisme adalah kepercayaan terhadap pohon dan batu, karena dianggap memiliki kekuatan. Masyarakat pada saat itu percaya bahwa benda2 tertentu memiliki kekuatan, sehingga disembah. Biasanya yang disembah itu pohon, batu dan binatang.

Totemisme adalah kepercayaan terhadap kekuatan yang terkandung di apapun selain manusia . Totem biasa berbentuk hewan dan tumbuhan dalam ukiran batu/kayu.

Salah satu bukti mengenai sistem kepercayaan masyarakat pada masa pra aksara, adalah gambar yang terbuat dari perunggu. Gambar tersebut menggambarkan nenek moyang yang diantar oleh sebuah kendaraan ke alam kubur. Ini membuktikan bahwa pada zaman pra aksara, manusia sudah percaya nenek moyang.

Perkembangan kepercayaan dari setiap masa dimulai dari masa paleoitikum.

Masyarakat pada zaman Paleoitikum menganut animisme, sementra pada zaman Mesolitikum mereka menganut roh nenek moyang. Pada zaman Neolitikum mereka menganut animisme dan roh, pada zaman Megalitikum mereka menganut animisme, pada Zaman Perunggu mereka masih menganut animisme dan yang terakhir, masa kini kita menganut Tuhan, dan memiliki satu agama dari enam agama yang dikenal di dunia. Jika kita melihat ini dari pandangan Alkitab, tentu manusia sejak masa paleoitikum sudah berdosa, karena kepercayaan yang mereka anut. Dinanisme adalah kepercayaan terhadap benda mati yang memiliki kekuatan, sementara animisme adalah kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Menyembah roh dan benda mati sudah melanggar perintah Allah ke 1 dan 2, yaitu "Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku" dan "Jangan membuat bagimu patung." Ini berartikan bahwa sejak dahulu manusia sudah berdosa, dalam perjalanan mencari Tuhan.

Setiap manusia memiliki hak, yang disebut Hak Asasi Manusia. Karena HAM manusia bebas memilih jalan hidupnya, mau jadi apa, mau bagaimana. Jadi manusia bisa hidup bebas tanpa dibatasi orang lain. Indonesia sebagai negara hukum, sudah sepantas dan sewajibnya memberikan kebebasan terhadap rakyat-rakyat Indonesia sesuai dengan pasal-pasal berikut : 

Pasal 28 Ayat 1 berbunyi, 

"Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali."

Pasal 28 Ayat 2 berbunyi,

"Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya."

Kedua pasal tersebut memiliki makna, bahwa setiap/semua warga Indonesia memiliki hak untuk memeluk agama sesuai kepercayaannya, bisa memilih kewarganegaraan dan memilih tempat tinggal di wilayah negara.

Landasan yang menjadi jaminan masyarakat untuk dapat memeluk agamanya masing-masing adalah dua pasal berikut, Pasal 28 Ayat 1 dan Ayat 2.

Namun, bukan berarti dengan adanya landasan tersebut, masyarakat terjamin dapat memeluk agamanya masing-masing. Jika ada sebuah masyarakat termasuk dalam kelompok minoritas, bisa saja kelompok tersebut dipaksa untuk memeluk sebuah agama, oleh beberapa oknum yang memiliki fanatisme berlebihan terhadap agamanya.

Pelanggar kebebasan beragama itu biasanya berawal dari kebencian sebuah agama, dan merasa bahwa agama yang dia anuti itu paling benar dan superior. Orang-orang seperti itu akan melakukan segalanya untuk menaikkan kodrat agamanya meski apa yang dilakukannya itu diluar nalar dan tidak etis. Contoh paling simpel adalah, ada oknum beragama A melarang oknum beragama C untuk beribadah, dan contoh paling ekstrim adalah, oknum beragama B mengebom tempat ibadah oknum beragama A, membuat tempat ibadah tersebut hancur dan menewaskan oknum B. Intinya, para fanatik agama akan melakukan segalanya bahkan jika itu akan mengambil nyawa mereka, hanya untuk menaikkan agama mereka.

Apakah ada cara untuk mencegah intoleran seperti ini? Tentu ada, salah satunya adalah membiasakan sikap toleransi terhadap agama lain. Dengan adanya toleransi, akan tercipta lingkungan yang sehat. Untuk toleran antar sesama agama, kita harus saling menghargai dan menghormati sesama dan tidak menganggu. Untuk agama dan pemerintah, pemerintah sudah menjamin kebebasan menganut agama masyarakatnya dengan Pasal 28 Ayat 1 dan 2, sisa masyarakatnya saja mau bertindak apa.

Seperti yang tertulis pada Yohanes 13:34, "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi."

Kepercayaan masa ke masa pada awalnya sudah berdosa, dikarenakan kepercayaan yang tidak sesuai alkitab. Contohnya, masa paleoitikum yang menyembah roh nenek moyang atau menganut animisme, sudah menyembah berhala. Pada saat itu juga masyarakat pada zaman neolitikum, mereka menyembah roh nenek moyang dan benda mati. Konklusinya manusia memang sudah berdosa sejak dulu, meskipun mereka sedang dalam proses mencari Tuhan.

Lantas apa hubungannya 7 dosa mematikan dengan kepercayaan zaman dulu? Salah satunya adalah kerakusan. Manusia zaman dulu akan melakukan apapun demi menemukan Tuhan, entahlah menyembah batu, totem ataupun hewan. Mereka akan menyembah APAPUN, sehingga mereka akan menyembah banyak hal. Dosa mematikan ini seperti rantai yang terikat pada manusia, meski dosa besar sudah ada pada zaman paleoitikum, sampai sekarang dosa besar masih ada di dalam manusia.

Namun, didalam dosa besar yang terkandung dalam manusia, ada Roh Kudus yang membantu kita. Tugas Roh Kudus adalah menuntun hati kita agar kita dapat mengalami keselamatan dari Bapa kita. Untuk mendekati ikatan kita dengan Roh Kudus, kita harus menjadi orang yang percaya kepada-Nya. Dengan percaya, Roh Kudus akan menguduskan, memenuhkan dan memimpin kita menuju jalan kebenaran. Cara menjadi orang yang percaya adalah dengan selalu berdoa, karena dengan berdoa kita secara tidak langsung sedang berbicara dengan Tuhan.

DAFTAR PUSAKA

Adryamarthanino, Verelladevanka. "Bagaimana Bentuk Sistem Kepercayaan Pada Masa Bercocok Tanam? Halaman All." KOMPAS.com, 22 July 2022, 

Harian, Kabar. "Mengenal Sistem Kepercayaan Manusia Pada Zaman Praaksara." Kumparan, 27 Jan. 2022, 

Caj, Kolonel, and Dewa Ketut Budiana. Seni Dan Konspesi Kepercayaan Pada Masa Pra 

Aksara.

Pratama, Cahya Dicky. "Kemerdekaan Beragama Dan Berkepercayaan Di Indonesia Halaman All." KOMPAS.com, 11 Dec. 2020, 

Zainuddin, HM. "Kebebasan Beragama Dan Melaksanakan Agama/ Kepercayaan." Uin-Malang.ac.id, 11 Nov. 2013, 

Abdillah, Masykuri. "Sekolah Pascasarjana | MERAWAT KERUKUNAN UMAT BERAGAMA."

Jehanu, Valerianus Beatae. "Kebebasan Beragama Atau Berkeyakinan Di Indonesia." LBH "Pengayoman" UNPAR, 29 Sept. 2021, 

itsrur. "Seven Deadly Sins, Tantangan Generasi Muda Indonesia Di Era Digital." ITS News, 3 Apr. 2020, 

Sumiwi, Asih Rachmani Endang. "Peran Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini." JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO, vol. 1, no. 1, 14 Dec. 2018, 10.46929/graciadeo.v1i1.19.

"Apa Peran Roh Kudus?" Www.churchofjesuschrist.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun