Mohon tunggu...
Rio Yunaris Umbara
Rio Yunaris Umbara Mohon Tunggu... Apoteker - Praktisi Kesehatan

Sudah malang melintang selama 10 tahun lebih di dunia kesehatan terutama Obat-obatan/kefarmasian, hobi menulis artikel kesehatan, membuat orang lain sadar atas pentingnya kesehatan, minat pada bidang farmakologi, fitofarmaka, biologi farmasi, farmasi klinik dan lain-lain

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Asam Oksalat, Hasil Metabolisme Etilen Glikol dan Dietilen Glikol yang Menyebabkan Accute Kidney Injury

24 Oktober 2022   11:12 Diperbarui: 27 Oktober 2022   21:49 2229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ginjal ( Sumber: Pixabay )

Dunia kembali digemparkan oleh sebuah kasus yang menyebabkan beberapa anak meninggal dunia. Gambia menjadi sorotan pertama atas kasus yang terjadi pada negara tersebut. 

Telah terjadi kematian terhadap 69 anak-anak akibat gangguan ginjal akut/Accute Kidney Injury (AKI). Hasil investigasi atas kasus tersebut adalah bahwa telah ditemukan senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) di dalam suatu produk sedian obat sirup demam, batuk dan pilek, yang sebelumnya dikonsumsi oleh anak-anak di Gambia. 

Di Indonesia, terjadi kasus yang serupa, sampai sekarang tercatat 241 kasus gangguan ginjal akut pada anak-anak dan 133 di antaranya meninggal dunia. 

Berkaca dari kasus yang terjadi di Gambia, Indonesia melalui Kemenkes, BPOM dan beberapa Instansi/Badan/Organisasi Profesi terkait melakukan investigasi berbagai sediaan obat sirup yang memiliki potensi tercemar oleh Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG). Hasilnya sampai saat ini telah ditemukan 5 obat yang mengandung cemaran zat tersebut, di antaranya :

  • Termorex sirup (Obat penurun demam), Produksi PT. Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1.
  • Flurin DMP sirup (Obat batuk dan flu), Produksi PT. Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1.
  • Unibebi Cough Sirup (Obat batuk dan flu), Produksi Universal Pharmaceutical Laboratories Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1.
  • Unibebi Demam sirup (Obat demam), Produksi Universal Pharmaceutical Laboratories Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1.
  • Unibebi Demam drop (Obat demam), Produksi Universal Pharmaceutical Laboratories Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1.

Kelima produk tersebut telah dilakukan pengujian dengan kandungan Etilen Glikol yang melebihi ambang batas aman.

Apa itu Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)?

EG dan DEG adalah zat yang digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan fiber poliester, industri pabrik, serta polietilena tereftalat (PET) yang digunakan pada botol plastik. 

Kedua zat tersebut sebenarnya tidak digunakan dalam pembuatan obat, namun keberadaannya adalah sebagai pengotor/cemaran dari pelarut obat propilen glikol dan gliserin. 

Sebagaimana telah diketahui, bahwa pelarut obat terutama pada sediaan sirup yang diperbolehkan adalah propilen glikol dan gliserin. 

Beberapa obat tidak bisa larut dalam air, oleh karena itu diperlukan pelarut lain pengganti air, dan yang paling aman contohnya adalah propilen glikol dan gliserin. 

Gliserin dibentuk/disintesis melalui proses hidrogenolisis (penghilangan atom hidrogen) dari molekul glukosa, produk sampingan dari proses hidrogenolisis ini salah satunya adalah Dietilen Glikol (DEG). 

Ada juga teori yang menyebutkan, bahwa pembentukan gliserin dilakukan menggunakan gula sederhana yang berasal dari tebu yang dilakukan proses fermentasi menggunakan mikroba yang produk sampingannya adalah DEG.   

BPOM-nya Amerika (Food and Drug Administration/FDA) dan BPOM-RI melarang penambahan EG dan DEG sebagai pelarut dalam sediaan sirup. Namun, jika memang keberadaannya sebagai cemaran, ada batas yang diizinkan sesuai standar yang berlaku.

Bagaimana Gangguan Ginjal Akut Bisa Terjadi?

Dalam hal ini, saya akan menjelaskan EG dan DEG sebagai cemaran yang tidak sengaja termakan oleh manusia. Baik EG maupun DEG keduanya masuk ke dalam sistem pencernaan melalui oral/mulut ketika pasien minum obat yang tercemar oleh zat tersebut. 

Kemudian, di dalam lambung akan diserap oleh dan didistribusikan oleh aliran darah ke seluruh tubuh, mencapai konsentrasi darah puncak (akumulasi kadar tertinggi) dalam waktu 30 hingga 120 menit, setelah mencapai hati akan dimetabolisme oleh enzim NAD. 

Metabolisme pertama oleh NAD ini menghasilkan zat asam glikolat, jika kadarnya tinggi dan menumpuk akan mengakibatkan suasana darah menjadi asam (metabolik asidosis), keadaan ini mengakibatkan gejala berupa mual, muntah, diare sampai sesak napas. 

Kemudian asam glikolat akan diubah lagi menjadi asam oksalat (zat ini lah yang sebetulnya sangat berbahaya bagi ginjal), asam oksalat bereaksi dengan kalsium yang terdapat dalam darah akan membentuk kalsium oksalat lalu terjadi pembentukan kristal dan mengendap di ginjal, menciderai dan memicu kerusakan pada ginjal, penumpukan kristal akan mengakibatkan urin gagal terbentuk. 

Menurut Prof. apt. Muchtaridi, PhD (Guru Besar Farmasi UNPAD) kondisi ini akan lebih berbahaya bila terjadi negara yang kering seperti Gambia, karena kondisi dehidrasi akan mempercepat pembentukan asam oksalatnya.

Meskipun demikian, kasus Gangguan Ginjal Akut di Indonesia masih belum ada bukti konklusif, artinya penyebab kasus tersebut belum bisa dipastikan penyebabnya karena keracunan EG dan DEG, masih banyak faktor yang akan diselidiki. 

Saat ini BPOM-RI masih menelusuri kemungkinan cemaran EG dan DEG pada produk sirup yang beredar di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun