Ketika seseorang sedang merasakan sakit di bagian tubuhnya, atau sedang merasakan demam di sekujur tubuhnya, yang terlintas dipikiran, pastinya obat apakah yang cocok untuk menangani keadaan tersebut?Â
Yups, paracetamol. Salah satu obat yang paling sering digunakan oleh semua orang di seluruh dunia ini.Â
Selain harganya murah, mudah dijangkau obat ini juga manjur dan terbukti berkhasiat dan digunakan sebagai analgetik dan antipiretik (pengurang rasa nyeri dan penurun demam).
Paracetamol merupakan salah satu obat jadul dan merupakan golongan obat bebas yang boleh dibeli tanpa resep dokter, ditemukan sekitar akhir abad 18, dan eksistensi obat ini bisa dirasakan sampai sekarang.Â
Pada pengobatan jangka pendek, paracetamol memiliki efek samping yang ringan, yaitu berupa gangguan pencernaan, ruam kulit, kelainan darah, dan hipersensitivas.Â
Namun kondisi efek samping ini sangat jarang sekali terjadi, bahkan hampir tidak ada laporan mengenai efek samping yang disebabkan oleh obat ini.Â
Selain itu, paracetamol juga merupakan obat yang aman untuk ibu hamil dan menyusui apabila mengalami kondisi nyeri dan demam, karena menurut U.S FDA (BPOM-nya Amerika ) memiliki pregnancy risk classification B, artinya tidak menunjukkan adanya risiko gangguan terhadap janin.Â
Kendati demikian, obat adalah adalah obat, dia adalah komoditas racun. Meskipun aman paracetamol juga memiliki efek samping yang cukup serius apabila dikonsumsi secara terus menerus, dan diminum tidak dengan sesuai aturan.Â
Pada dosis normal, paracetamol dikonsumsi dengan dosis :
- Dewasa: 500-1.000 mg atau 10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 4.000 mg per hari.
- Bayi dan anak-anak: 10–15 mg/kgBB, tidak 4–6 jam. Dosis tidak boleh lebih dari 15 mg/kgBB per dosis
Efek yang ditimbulkan apabila konsumsi paracetamol secara terus menerus tanpa aturan pakai yang benar adalah kerusakan organ hati.