Masalah implementasi Nestlé USA tidak sampai pada isu karyawan.Kesulitan teknis mulai muncul juga pada saat peluncuran sistem. Dalam rangka untuk menghadapi Y2K−Year 2 Kilo;sebuah istilah yang merujuk kepada kekacauan akibat kesalahan perhitungan komputer pada tahun baru 2000−, tim proyek telah mengabaikan titik integrasi di antara banyak modul aplikasi SAP yang dikembangkan. Ini berarti bahwa modul yang berbeda tidak dapat berhubungan dengan yang lain (tidak terintegrasi). Jadi ketika tenaga penjual memberikan diskon kepada pelanggan dan memasukkan ke dalam sistem, bagian akun piutang dari sistem tidak tahu tentang diskon tersebut. Hasilnya adalah pelanggan membayar tagihannya tetapi faktur yang muncul seolah-olah itu hanya sebagian yang dibayar. Pada saat Juni 2000, Nestlé USA dipaksa untuk berhenti untuk peluncurannya dan manajer proyek dihapus dari proyek dan dipindahkan ke Swiss (Worthen, 2002).
Berdasarkan uraian dari contoh kasus Nestlé di atas, dapat ditarik simpulan bahwa implementasi ERP suatu perusahaan tidak sama dengan implementasi yang pernah dihadapi oleh perusahaan lainnya. Meskipun ada berita buruk yang didengar atas implementasi ERP dan hal yang terkait dengan ERP, tetap terdapat kemungkinan untuk meraih kesuksesan dalam menerapkan ERP. Seperti yang dirasakan oleh Nueske’s Applewood Smoked Meats.
Referensi:
Bangsa, Bentar Dwika Putra. 2015. Faktor Sukses Implementasi Enterprise Resource Planning
       (Studi Kasus : Implementasi ERP di Nestlé). Makalah. Bogor : Institut Pertanian
       Bogor.
Worthen, Ben. 2002. Nestlé's Enterprise Resource Planning (ERP) Odyssey. Daring, dalam
       (https://goo.gl/GidcmC), diakses Selasa, 4 Oktober 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H