Mohon tunggu...
Rio Seto Yudoyono
Rio Seto Yudoyono Mohon Tunggu... -

Idenya sering aneh terkesan ngawur dan melawan arus. Visioner bukan, peramal jauh; tulisannya terkadang menyimpang dari pakem, senangnya "menganggu" orang ikut 'mikir, mencari jawaban atas tantangan yang dihadapi sekarang dan masa datang...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Anti Nyontek, Teknologi vs Teknologi

13 Maret 2010   09:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:27 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_11385" align="aligncenter" width="448" caption="Haruskah ada peringatan semacam ini?"][/caption] Kita sudah baca berita bagaimana para calon profesor tega melakukan plagiat karya ilmiah orang lain untuk keuntungan sendiri meraih gelar keprofesorannya. Kelewatan sekali. Profesor, simbol tertinggi dunia keilmuan diperoleh dari nyontek? Macam-macam caranya malah pakai joki segala. Mahasiswa, lagi.Eksploitasi manusia atas manusia, 'huh sungguh memalukan! Guru kencing berdiri, murid kencing berlari! "Penyakit" pun menurun ke generasi berikutnya. Lihatlah gambar deretan spanduk di atas.  Sangat kontras dengan spanduk tepat di bawahnya dan di atasnya yang memuliakan ilmu pengetahuan, dan spanduk paling bawah yang mengamalkan ilmu menjadi kegiatan ekonomi melalui entrepreneur. Menjadi "tangan yang di atas" mulia lho! Namun ada saja dan tidak pernah jera mencari enak dengan cara mudah. Dia tidak mengerti dan mencoba melawan hukum alam, yang mengajari kita untuk meraih semua yang kita inginkan itu, adalah proses yang makan waktu. Pintar mendadak dan kaya instan tidak dikenal dalam kamus kehidupan. Kasihan, bodoh sekali mereka itu ya. Berangkat dari fakta ini, produk yang dikembangkan dari limbah handphone di posting sebelumnya, dapat dimanfaatkan menekan tingkat kecurangan ujian. Segala jenis ujian, ujian nasional 'kek, ujian saringan masuk perguruan tinggi 'kek, ujian pegawai negeri sipil 'kek, adalagi? Teknologi nyontek memanfaatkan semua jenis sinyal handphone termasuk bluetooth dihabisi produk ini. Habis, bis.

Limbah handphone di posting lalu Hijau! Teknologi “Hijau” Limbah Handphone yang dikutak-katik jadi produk baru, setelah dikasih "baju" menjadi seperti gambar di samping (biru, "SQL"). Fitur diperluas untuk menutup sinyal GPS (hitam) dan wi-fi (hotspot, warna putih/perak). Dimensi menunjukkan daya jangkau lebih jauh, dan bisa dilengkapi remote control. Orang mengira pasti ini mahal. Keliru! Tidak, komponennya 'kan dapat 'mungut; yang mahal itu mikirnya, orisinil, bukan hasil nyontek atau joki! Kalau diproduksi masal harga mikir nyaris tidak ada artinya. Berani beli berapa? Hehe... keluar akal dagangnya. Tetap murah dibandingkan manfaatnya. Pernah terpikir aplikasi produk untuk rapat kecil dan tempat yang memerlukan kehidmatan seperti ibadah di mesjid dan gereja, atau, dipasang di stasiun pompa bensin dan gas untuk keselamatan? Begitulah teknologi handphone, sama seperti pisau, bisa dipakai untuk tujuan baik atau tujuan buruk. Sebentar lagi musim ujian; ayo kerja keras, belajar baik-baik, lupakan berpikir untuk nyontek, memalukan, ja-im! Teknologi hi-tech untuk nyontek dilawan teknologi berpikir hi-tech untuk anti nyontek, mendayagunakan teknologi hijau limbah handphone. Bisa, ternyata, sambil membantu melestarikan lingkungan*. * Ada sayembaranya di Kompasiana ini berhadiah handphone baru, bukan bekas lho! Ayo ikutan rame-rame.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun