Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... Mahasiswa - #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Zombie Scrolling dan Ilusi Istirahat yang Menyabotase Waktu

2 Februari 2025   21:37 Diperbarui: 2 Februari 2025   21:37 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tidur sambil scroll hp | pexels.com

Selamat datang di dunia para zombie. Di dunia yang penuh dengan notifikasi, scroll tanpa henti, dan informasi yang terus mengalir, kita sering kali terjebak dalam rutinitas yang tampak tak berbahaya.

Namun, di balik kebiasaan ini, ada bahaya besar yang mengintai. Zombie scrolling atau perilaku menggulir layar tanpa tujuan yang menyita waktu seseorang, bahkan terkadang ilusi istirahat yang kita anggap sebagai waktu untuk memulihkan energi justru malah semakin menguras energi.

Aktivitas ini sering kali dimulai dengan niat untuk mencari hiburan atau informasi sejenak, namun tanpa sadar berlarut-larut hingga berjam-jam bahkan sampai lupa waktu.

Di saat yang sama, muncul pula ilusi istirahat, di mana seseorang merasa sudah cukup beristirahat hanya dengan menatap layar tanpa benar-benar memberi waktu bagi tubuh dan pikiran untuk pulih.

Fenomena ini bukan hanya soal waktu yang terbuang sia-sia, tetapi juga berhubungan erat dengan produktivitas, kesehatan mental, dan kualitas hidup secara keseluruhan. 

Mengenal Zombie Scrolling

Zombie scrolling adalah istilah yang menggambarkan kebiasaan menggulir layar ponsel, sering kali tanpa tujuan atau kesadaran, seolah seperti zombie yang bergerak tanpa arah. 

Dilansir dari Newport Institute, zombie scrolling adalah mengacu pada pengguliran tanpa berpikir di ponsel melalui media sosial atau konten lainnya.

Biasanya terjadi ketika seseorang terjebak dalam siklus melihat konten media sosial, video pendek, atau artikel-artikel yang tampaknya menarik, tetapi hanya memberikan sedikit nilai tambah dalam hidup.

Meskipun teknologi dirancang untuk mempermudah hidup kita, banyak orang merasa semakin lelah secara mental setelah berjam-jam bergulat dengan perangkat digital.

Dengan algoritma yang disesuaikan untuk menggugah emosi dan minat kita, tidak heran jika zombie scrolling menjadi sangat menggiurkan. Hal ini memberikan dorongan dopamin instan yang bisa membuat seseorang terus scroll untuk mencari rasa puas yang singkat.

Ilusi Istirahat yang Menipu

Sebagian besar orang menganggap scrolling media sosial atau menonton video singkat sebagai bentuk istirahat yang mudah dan cepat. Sayapun terkadang juga seperti itu.

Namun, pada kenyataannya, ini bukanlah istirahat yang sejati. Ilusi istirahat muncul ketika seseorang merasa sudah cukup beristirahat setelah beberapa jam dihabiskan dengan melihat layar ponsel, meskipun tubuh dan pikiran mereka tetap dalam keadaan terjaga.

Pikiran yang tidak pernah benar-benar berhenti mencerna informasi, baik yang positif maupun negatif dapat menyebabkan kelelahan mental yang bahkan lebih besar daripada pekerjaan fisik atau kegiatan yang lebih intens.

Seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, "Istirahat bukanlah kemewahan. Itu adalah kebutuhan". Yang kita butuhkan adalah waktu untuk benar-benar melepas diri dari stimulasi eksternal dan memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk pulih.

Zombie Scrolling Menyabotase Produktivitas

Selain berdampak pada tidur, kebiasaan zombie scrolling juga sangat merusak produktivitas. Sering kali, orang mulai scroll dengan tujuan untuk bersantai sejenak, namun tanpa sadar berjam-jam sudah terbuang tanpa menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang lebih penting.

Dalam dunia yang penuh dengan distraksi digital, kita sering kali tergoda untuk terus mengikuti umpan media sosial, memeriksa notifikasi, atau menonton video yang tidak memberikan manfaat nyata bagi kehidupan kita.

Penting untuk mengakui bahwa produktivitas bukan hanya tentang bekerja tanpa henti, tetapi juga tentang bagaimana seseorang mengelola waktu dan energinya dengan bijak.

Zombie scrolling mengajarkan kita satu hal, terkadang yang kita anggap sebagai hiburan, justru adalah pembunuh produktivitas yang paling efisien.

Ilustrasi: Zombie Scrolling | stevecutts.com
Ilustrasi: Zombie Scrolling | stevecutts.com

Mengatasi Zombie Scrolling untuk Beristirahat

Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama adalah menyadari bahwa zombie scrolling bukanlah istirahat yang sejati. Ingat, sadar adalah kunci.

Mengidentifikasi kegiatan yang benar-benar memberi kita kesempatan untuk pulih juga penting, baik secara fisik maupun mental. Beberapa cara yang dapat membantu mengurangi kebiasaan zombie scrolling dan menciptakan waktu istirahat yang lebih bermakna antara lain:

1. Menetapkan Batas Waktu Bermedia Sosial

Gunakan aplikasi atau fitur bawaan ponsel untuk membatasi waktu penggunaan media sosial atau aplikasi hiburan lainnya. Jangan melanggarbatas waktunya.

2. Menentukan Aktivitas yang Memberikan Energi

Cari aktivitas yang benar-benar memberi energi dan kebahagiaan, seperti olahraga ringan, membaca buku, atau berbicara dengan teman. Aktivitas seperti ini lebih bermanfaat daripada hanya sekadar menatap layar tanpa arah.

3. Berlatih Mindfulness

Latihan mindfulness atau kesadaran penuh dapat membantu manusia lebih sadar akan kebiasaan digital dan memberikan kesempatan untuk lebih fokus pada momen saat ini tanpa terganggu oleh teknologi.

Mindfulness bukan hanya tentang menghindari gangguan, tetapi tentang menghargai momen yang hadir tanpa kehadiran dunia digital yang berlebihan.

Kunci dari semua itu adalah sadar. Sadar secara penuh untuk melakukannya. Kesadaran adalah kunci yang membuka pintu menuju keseimbangan hidup yang lebih sehat.

Kesimpulan

Zombie scrolling dan ilusi istirahat adalah fenomena modern yang mengganggu keseimbangan hidup manusia. Meskipun tampaknya sederhana, kebiasaan ini dapat menyabotase waktu, mengurangi produktivitas, dan merusak kesehatan mental.

Mengambil waktu untuk diri sendiri, beristirahat tanpa gangguan digital, dan menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan relaksasi akan memberikan dampak yang jauh lebih positif bagi kesejahteraan jangka panjang.

Terlalu banyak scroll hanya akan memberi ilusi kebahagiaan, sementara ketenangan sejati datang dari memutuskan koneksi sejenak.

Waktu tidak pernah kembali, dan saat terbaik untuk melepaskan diri dari ilusi digital adalah sekarang, sebelum terlalu terlambat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun