Memutus Drama Lama Pergantian Pelatih
Pecinta timnas pasti tahu tentang drama lama ini. Penggemar seati timnas termasuk saya pasti menyimpan kekhawatiran bahwa pergantian pelatih ini hanya akan menjadi "drama lama" yang terus berulang.
Salah satu masalah klasik sepak bola Indonesia adalah intervensi pihak-pihak yang tidak berkepentingan dalam keputusan teknis. Pelatih harus diberi kebebasan penuh untuk menjalankan tugasnya tanpa tekanan yang tidak perlu.
Ketidaksabaran federasi dan publik terkadang banyak pelatih dipecat sebelum mereka memiliki kesempatan untuk membuktikan diri. Sikap ini harus diubah jika kita ingin melihat perubahan nyata dalam sepak bola Indonesia.
Pendukung timnas pastinya menuntut transparansi dan hasil nyata. Mereka ingin melihat Timnas bermain dengan semangat juang tinggi dan strategi yang jelas. Jika pelatih baru bisa memahami dan memanfaatkan antusiasme ini, dukungan dari masyarakat luas bisa menjadi kekuatan besar bagi Timnas.
Harapan vs Realita
Pergantian pelatih selalu membawa harapan baru, tetapi juga risiko mengulang drama lama. Kunci keberhasilan terletak pada kolaborasi antara pelatih, pemain, federasi, dan pendukung.
Era baru atau drama lama? Hanya waktu yang bisa menjawab. Yang pasti, harapan tetap ada selama kita mau belajar dari kesalahan dan memberikan dukungan penuh kepada mereka yang bekerja keras untuk kejayaan Timnas Indonesia.
Harapan tidak boleh mati, karena di setiap pergantian selalu ada peluang untuk melangkah lebih baik. Kejayaan timnas bukan hanya tugas pelatih, tapi tanggung jawab bersama dari seluruh elemen sepak bola Indonesia.
Jika menurut PSSI itu keputusan terbaik, maka mari dukung pelatih baru dengan optimisme, bukan dengan ekspektasi yang membebani.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H