Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... Mahasiswa - #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kemana Perginya Penulis Digital dari Kalangan Pemuda?

3 Januari 2025   06:08 Diperbarui: 3 Januari 2025   06:08 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kemana Perginya Penulis Muda? | depositphotos.com

Penulis muda sekarang lebih suka yang singkat-singkat. Contohnya adalah, mereka lebih suka menuliskan dan membaca takarir daripada membaca artikel atau jurnal yang panjang dan lengkap.

3. Minimnya Apresiasi

Penulis digital, terutama yang masih muda, sering kali merasa kurang diapresiasi. Di era ini, konten viral lebih sering dihargai daripada karya tulis berkualitas yang. 

Pemuda yang berusaha menulis artikel serius atau mendalam sering kali merasa kalah bersaing dengan mereka yang membuat konten ringan namun cepat menarik perhatian.

Minimnya apresiasi terjadi juga di lingkungan para pemuda yang suka menulis, terkadang saat sudah selesai menulis kemudian hasilnya di share, kemungkinan ada saja yang masih sinis "nih orang ngapain sih nulis panjang-panjang gak jelas" atau bahkan tidak dibaca sama sekali.

Walaupun itu sudah biasa, faktor ini terkadang juga masih dikeluhkan penulis muda yang saya temui.

4. Peralihan ke Konten Visual

Memang konten visual lebih banyak dikonsumsi saat ono oleh kalangan masyarakat dunia. Ya itu memang karena kita hidup di zaman ramainya konten visual.

Generasi muda saat ini tumbuh di era media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, yang lebih menonjolkan konten visual. Video pendek, foto estetik, dan infografis dianggap lebih menarik dan mudah dikonsumsi dibandingkan artikel panjang. Kebiasaan ini membuat menulis terasa kurang relevan di mata banyak pemuda.

5. Kurangnya Role Model dan Tantangan Algoritma

 Minimnya figur publik atau influencer yang mempromosikan dunia menulis membuat pemuda merasa bahwa aktivitas ini kurang "keren" dibandingkan profesi kreatif lain seperti content creator visual atau vlogger.

Padahal, peran model inspiratif sangat penting dalam memotivasi generasi muda untuk mengejar minat mereka.

Ditambah lagi Platform digital menggunakan algoritma untuk menampilkan konten yang dianggap menarik berdasarkan preferensi pengguna. Sayangnya, artikel panjang atau tulisan mendalam sering kali tidak mendapat tempat di algoritma yang memprioritaskan engagement cepat, seperti likes atau komentar singkat.

Ilustrasi: Man daydreaming | freepik.com
Ilustrasi: Man daydreaming | freepik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun