Tekanan untuk selalu produktif sering kali terasa memberatkan. Sebagai manusia modern, manusia kerap merasa terdorong untuk terus bekerja tanpa henti, seakan-akan produktivitas diukur dari seberapa cepat kita menyelesaikan pekerjaan.
Konsep "The Power of Pause" sering kali dipandang sebagai sesuatu yang negatif, atau sebuah tanda kelemahan atau kemalasan. Dalam lingkungan kerja yang kompetitif, berhenti sejenak bisa dianggap sebagai kehilangan momentum atau bahkan sebagai bentuk kegagalan.
Namun "The Power of Pause" jika dilakukan dengan bijak dapat membantu memulihkan energi, selain itu juga meningkatkan kreativitas, fokus, dan produktivitas secara keseluruhan.
Pengertian "The Power of Pause"
Singkatnya adalah "Taking time to calm down to regain balance". Bisa juga diartikan seperti meluangkan waktu tenang untuk mendapatkan kembali keseimbangan.
Kekuatan dari jeda adalah gagasan bahwa mengambil waktu untuk berhenti sejenak, baik secara mental maupun fisik, dapat membawa manfaat yang signifikan bagi kesejahteraan dan kinerja seseorang.
Selain otot yang memerlukan waktu untuk pulih setelah latihan, otak manusia juga membutuhkan waktu istirahat untuk mempertahankan kinerjanya yang optimal.Â
Mengambil Jeda secara Bijak
Mengambil jeda tidak untuk bermalas-malasan setiap hari atau mengurung diri didalam kamar. Baiknya jeda dilakukan dengan cara direncanakan untuk menunjang produktivitas.
Mengambil jeda singkat biasanya mudah dilakukan, tapi untuk mengambil jeda dengan waktu yang lebih lama agar lebih baik, harus dibatasi dengan sebuah rencana dan tenggat waktu.
Menggunakan jeda untuk relaksasi dan rekreasi sepertinya itu menjadi ide yang menarik, untuk benar-benar melepaskan diri dari rutinitas pekerjaan dan memberi waktu bagi tubuh dan pikiran untuk pulih sepenuhnya.Â
Atau bisa juga menerapkan sistem "teknik pomodoro" jika ingin mengambil jeda singkat secara teratur.Â
Dikutip dari techtarget.com, teknik pomodoro adalah cara mengatur waktu dengan bekerja fokus selama 25 menit, kemudian istirahat selama lima menit. Setelah menyelesaikan empat sesi kerja seperti ini, biasanya diambil istirahat yang lebih panjang, sekitar 15 hingga 30 menit.
Atau dalam jangka waktu panjang bisa menggunakan "strategic recovery". Pendekatan yang melibatkan pengaturan istirahat atau jeda yang disengaja setelah periode kerja intensif atau stres tinggi.Â
Contohnya seperti setelah menyelesaikan proyek besar secara intensif berhari-hari, atau bisa juga setelah lama menyusun skripsi berbulan-bulan.
Tujuannya adalah untuk memulihkan energi fisik, mental, dan emosional, serta mencegah burnout, sekaligus untuk memastikan seseorang kembali bekerja dengan semangat dan energi baru.
Stres adalah salah satu faktor utama yang menghambat produktivitas. Ketika seseorang terus-menerus bekerja tanpa istirahat, maka tingkat stres akan meningkat, yang pada akhirnya bisa mengarah pada burnout.Â
Keadaan di mana manusia merasa kelelahan secara emosional, fisik, dan mental akibat tekanan yang berlebihan dalam jangka waktu yang lama.
Manfaat Mengambil Waktu Jeda
Mungkin terdapat banyak sekali manfaat mengambil waktu jeda dari segala aktivitas atau pekerjaan yang sedang dihadapi, diantaranya adalah:
1. Menghilangkan Rasa Tertekan (Stres)
Semua orang pasti sepakat dengan yang ini. Tidak perlu dijelaskan panjang lebar untuk hal ini. Mengurangi tekanan yang  dirasakan dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kesejahteraan pribadi itu penting.
2. Meningkatkan Konsentrasi Saat Kembali Beraktivitas
Stres hilang harusnya konsentrasi kembali jalan. Setelah mengambil jeda panjang rasanya mungkin akan susah kembali mengerjakan aktivitas, jika bisa hindari hal seperti itu, mengambil jeda bukan untuk bermalas-malasan. Lawan malas dan konsentrasilah.
3. Meningkatkan Kreativitas
Sederhananya, jika konsentrasi sudah meningkat maka kreatvitas akan mudah didapat. Berjalan kaki, bermeditasi, atau melakukan aktivitas yang tidak terkait dengan saat mengambil jeda waktu pekerjaan dapat memicu munculnya inspirasi baru yang sebelumnya terhalang oleh stres dan tekanan.Â
Ketiga manfaat itu biasanya yang paling sering diperoleh saat mengambil waktu jeda dalam aktivitas atau pekerjaan.Â
Konklusi
Produktivitas yang sejati berasal dari keseimbangan antara kerja dan istirahat yang bijaksana. Mengambil jeda bukanlah tanda kelemahan, melainkan strategi cerdas untuk menjaga kinerja, kreativitas, dan kesehatan mental supaya tetap optimal.
Sebagai manusia memang harus semangat dalam melakukan pekerjaan apapun, namun manusia tetaplah manusia. Manusia juga memiliki rasa lelah, bosan, hingga tertekan. Ingat kata-kata Bernadya "lama-lama lelah juga aku".
Manusia memang bisa lelah maka ambilah sedikit waktu untuk menyeimbangkan itu. Produktivitas sejati lahir dari keberanian untuk berhenti, merenung, dan kembali dengan semangat baru.Â
Teruslah semangat, karena setiap langkah kecil menuju istirahat adalah langkah besar menuju pencapaian yang lebih besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H