Selamat datang Ramadan yang istimewa. Â Selama bulan ini, umat Islam berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, menahan diri dari makan, minum, dan perilaku negatif lainnya.Â
Puasa Ramadan tidak hanya tentang menahan lapar dan haus saja. Lebih dari itu, Ramadan adalah saat untuk menyelami arti sejati dari syukur kepada Allah SWT.
Arti dan esensi syukur dalam Ramadan memiliki dimensi yang sangat kuat. Kita tahu bahwa syukur bukan cuma berarti kata terim kasih saja.
Syukur adalah tentang memahami nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada kita dan merenungkan kedalaman hubungan kita dengan-Nya.
Hidup harus memiliki rasa syukur. Bersyukur atas karunia hidup, kesehatan, keluarga, rezeki, dan segala sesuatu yang telah diberikan Allah kepada kita.
Esensi syukur dalam Ramadan juga melibatkan penghargaan terhadap nikmat kebersamaan dengan keluarga dan orang-orang tedekat. Karena dalam Ramadan, kita diajak untuk merasakan nikmat berbagi dan kepedulian terhadap orang lain.
Bulan Ramadan akan lebih memperkuat rasa solidaritas di antara umat Muslim di seluruh dunia, mengingatkan kita akan pentingnya tolong-menolong dan saling peduli.
Ini adalah waktu yang tepat untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain, membantu yang membutuhkan, dan memperkuat hubungan positif dengan sesama. Â
Menyelami arti dan esensi syukur pada bulan Ramadan bukanlah sekadar mengucapkan kata-kata terima kasih saja. tetapi juga tentang menghayati setiap momen dengan kesadaran akan nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada kita.
Bersyukur dalam Islam juga mengandung makna pengakuan bahwa segala sesuatu yang kita miliki, baik berupa kesehatan, rezeki, atau kesuksesan, berasal dari Allah SWT.
Oleh karena itu, bersyukur juga berarti tidak sombong atau congkak dengan nikmat yang diberikan Allah, melainkan menggunakan nikmat tersebut untuk berbuat kebaikan.