Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... Mahasiswa - #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tidak Perlu Bunuh Diri untuk Merasakan Mati

28 Februari 2024   00:39 Diperbarui: 28 Februari 2024   00:58 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Orang Frustasi | medlineplus.gov

Judul tulisan saya kali ini mungkin yang paling ngeri. Dari judul pasti pembaca sudah mentafsirkan banyak sekali hal yang berkaitan dengan nilai negatif kan?

Dari situ bisa dijadikan refleksi tentang pengalaman manusia dalam menghadapi keputusasaan, kehampaan, atau perasaan terpuruk yang begitu dalam sehingga mungkin membuat seseorang merasa seperti "mati" secara emosional atau rohani.

Judul ini juga bisa untuk menyoroti pentingnya kesehatan mental dan kesadaran akan nilai hidup yang lebih besar dari sekadar kesulitan yang kita hadapi.

Tentu saja ini bukan membicarakan tentang koma, dimana kondisi medis yang dapat membuat seseorang terlihat mati namun masih tetap hidup.

Apalagi berbagi tutorial untuk melakukannya seolah telihat koma. Wkwkwk. 

Tenang saja, saya tidak akan membagikan tutorial cara bunuh diri tapi tidak merasakan mati. Karena mungkin teman-teman sudah pernah di fase itu. Mungkin ada juga yang berkali-kali.

Ada yang bilang "kematian sebenarnya adalah saat kita dilupakan" itu mungkin memang benar, tapi semua itu juga tergantung seberapa dalam hubungan antara dua insan yang saling berkaitan.

Tidak perlu bunuh diri untuk merasakan mati mungkin bisa dibilang hidup tapi mati. Entah pikirannya yang mati, perasaan, tujuan, harapan, atau malah semuanya yang mati.

Dari segi fisik orang tersebut memang masih hidup namun merasa kehilangan makna atau tujuan dalam hidup, manusia yang mengalami kondisi ini mungkin merasa terisolasi, kehilangan minat pada aktivitas yang mereka sukai, dan merasa putus asa atau kehilangan harapan.

Seseorang tidak perlu bunuh diri untuk merasakan mati. Faktor seperti tekanan sosial, trauma psikologis, kehilangan yang mendalam, atau masalah kesehatan mental seperti depresi itu sudah lebih dari cukup.

Apabila hal tersebut dirasakan secara  amat sangat berlebihan, saya rasa tidak menutup kemungkinan seseorang akan merasakan "mati" atau mungkin lebih dari sekedar itu.

Dalam kondisi ini, seseorang mungkin merasa terjebak dalam kehampaan yang begitu dalam sehingga merasa putus asa dan tidak lagi merasakan kegembiraan atau semangat untuk hidup.

Jika sesorang dapat menerima dan berhasil bangkit dari rasa itu, bisa jadi orang tersebut malah akan menjadi seorang yang hebat dan luar biasa.

Blank Stare | entrepreneur.com
Blank Stare | entrepreneur.com

Mengatasi rasa mati dengan perubahan dan penerimaan adalah tentang bagaimana manusia dapat menghadapi kehampaan atau keputusasaan dalam hidup dengan cara yang positif.

Ini melibatkan kemampuan untuk berubah dan beradaptasi dengan situasi yang sulit, dan kemampuan untuk menerima bahwa kehidupan tidak selalu berjalan sesuai rencana.

Hal ini bisa berarti mengubah cara kita memandang situasi, mencari solusi alternatif, atau mengambil tindakan yang berbeda untuk mengatasi masalah.

Mencari dukungan dari orang-orang terdekat atau profesional yang dapat membantu kita melalui masa-masa sulit ini sangatlah penting, sebelum orang tersebut benar-benar bunuh diri dan mati.

Saya pernah melihat postingan meme yang berisikan untuk "tidak perlu bunuh diri untuk merasakan mati". Bahkan sampai saya menulis ini saya masih memiliki gambarnya.

Cara sederhana untuk tidak perlu bunuh diri untuk merasakan mati adalah, cukup beri tulusmu pada orang yang salah, dan cukup beri rasa cintamu pada orang yang tidak mencintaimu. Kurang lebih seperti itu.

Kematian seseorang memang tidak ada yang tahu kecuali Allah Swt. Yang terpenting juga adalah, jangan pernah coba-coba untuk membunuh diri sendiri. Sekeras dan sesakit apapun kita sebagai manusia harus tetap berusaha.

Kadang, kita merasa mati dalam diam tanpa harus kehilangan nyawa. Rasakanlah, tanpa harus bunuh diri. Ingat rasakan saja dengan terus melanjutkan hidup.

Tidak perlu bunuh diri untuk merasakan mati. Kekosongan dalam diri bisa jadi lebih menusuk dari pada pisau. Merasakan mati juga bagian dari hidup. Maka hadapilah rasa itu.

Saya menemukan sebuah kalimat di internet yang berbunyi "Kehidupan penuh liku-liku, tapi itu adalah bagian dari petualangan. Kita harus terus maju, meskipun kadang rasanya mati." (Gus Dur).

Semua yang bernyawa pasti akan mati. Tanpa bunuh diripun manusia nantinya juga akan mati. Namun bagi umat Islam percaya bahwa bunuh diri di dunia hanyalah perbuatan yang sia-sia dan sangat merugikan untuk di akhirat nantinya.

Bahkan dalam agama lain, saya rasa hal semacam itu pastinya juga sudah dijelaskan.

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah meme yang kemudian saya kembangkan.

Semoga hari kalian menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun