Jangan sekali-kali memikirkan bales dendam dengan masalah yang sesaat dan sepele, meskipun terkadang mungkin merasa tergoda untuk merespons dengan cara yang agresif atau merendahkan balik, hal ini lebih cenderung merugikan daripada memberikan solusi atau kepuasan jangka panjang.
Perhatikan juga kepribadian orang tersebut dan identifikasi niatnya saat mengucapkan kalimat tersebut, biasanya kalimat negatif yang diterima seseorang adalah sebuah kelemahan dan fakta yang tidak disukai oleh dirinya sendiri.
Mempertimbangkan perasaan dan perspektif orang lain merupakan wujud empati. Meskipun kalimat negatif mungkin terasa menyakitkan, menyadari bahwa orang tersebut mungkin memiliki alasan tertentu dapat membantu memahami konteksnya.
Jika merasa perlu merespons kalimat tersebut, lakukan dengan cara yang yang terstruktur. Berbicaralah dengan tenang dan gunakan kata-kata yang bijaksana untuk menyampaikan pandangan atau klarifikasi. Hindari respons yang emosional atau merendahkan. Ingat hati boleh panas tapi kepala harus tetap dingin.
Menerima kalimat negatif dengan sikap terbuka menurut saya lebih baik, tapi tetap dalam batasan.Â
Kalau hidup ini teka-teki, menerima kalimat negatif adalah seperti mencoba memecahkan kode rahasia. Tapi percayalah, jawabannya bukanlah 'membalas dengan kalimat lebih negatif.
Atau jika ingin lebih sederhana, menerima kalimat negatif itu seperti mendapat komentar di dunia maya: bisa diabaikan dan dihapus dengan sekali klik.
Ingat kata Patrick Star "Mungkin kalimat negatif ini hanya perasaan mereka yang sedang lapar. Bagaimana kalau kita berbagi hamburger krabby patty untuk mengubah mood?"Â
Selamat makan krabby patty, semoga harimu menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H