Mereka tidak hanya "bertahan hidup" dalam lingkungan yang berubah, tetapi mereka berkembang dalam prosesnya. Mereka sadar lalu bangkit dan memperkuat dirinya.
Nicholas Taleb mengembangkan gagasan bahwa banyak sistem dalam hidup ini cenderung memiliki tiga kondisi: fragile, resilient, atau antifragil.Â
sifat fragile adalah ketika suatu sistem atau entitas rapuh dan rentan terhadap gangguan atau ketidakpastian. Resilient mengacu pada kemampuan sistem untuk bertahan dan kembali ke keadaan semula setelah terkena gangguan.
Sedangkan antifragile adalah ketika suatu sistem justru memperoleh keuntungan atau tumbuh lebih kuat ketika dihadapkan pada gangguan atau ketidakpastian.
Nicholas Taleb juga berpendapat bahwa dalam menghadapi ketidakpastian dan perubahan, sering kali lebih penting untuk menjadi antifragile daripada hanya tahan (resilient) apalagi menjadi fragile.
Simpulan
Antifragile adalah konsep yang mengajarkan kita untuk melihat ketidakpastian sebagai teman, bukan musuh. Ini adalah tentang menjadi lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih mampu berkembang dalam menghadapi tekanan dan perubahan.
Hal ini mengajarkan bahwa dalam menghadapi ketidakpastian, penting untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan menjadi lebih tangguh.Â
Rasa takut terhadap ketidakpastian hanya membatasi sesorang. Ketika orang tersebut belajar untuk merangkulnya, maka ia juga membebaskan dirinya untuk mencapai potensi penuhnya
Jadilah seperti air yang mengalir; fleksibel, adaptif, dan antifragile. Air tidak menghancurkan batu, tetapi mengikisnya seiring waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H