Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... Mahasiswa - #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cara Mengatasi Perasaan Negatif dengan Filosofi Stoicism

20 Januari 2023   14:13 Diperbarui: 20 Januari 2023   14:31 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nero and Seneca, by Eduardo Barrn / Museo del Prado | brewminate.com

Mendengar kata stoicism bagi sebagian besar orang pasti masih banyak yang tidak paham. Kata stoicism atau dalam bahasa Indonsia stoikisme sangat erat kaitanya dengan dunia filsafat. Kata stoikisme atau dalam bahasa Yunani disebut Stoa (Serambi atau beranda).

Dalam Wikipedia stoicism dijelaskan sebagai sebuah aliran atau mazhab filsafat Yunani kuno yang didirikan di kota Athena, Yunani, oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 SM.

Filosofi stoicism juga dipakai dan dipraktekkan oleh para pemimpin-pemimpin dunia. Seperti Robert The Great, Montaigne, Marcus Aurelius, Thomas Jefferson, George Washingon, hingga Theodore Roosevelet dan tentunya masih banyak lagi.

Orang stoik bisa menghindari emosi yang sangat berlebihan, dia tau kapan harus sedih dan kapan harus marah. Orang stoik juga tau terkadang marah adalah hal yang rasional untuk dilakukan.

Ada beberapa Latihan yang diolah dari kanal Youtube Ardianzy untuk diri kita agar tetap tenang mengatasi perasaan negatif dengan stoicism. Berikut caranya:

Sebisa mungkin mengkontrol diri sendiri (Dichotomy of Control)

Tidak semua hal yang berada di dunia ini bisa kita kontrol, yang bis akita kontorl secara penuh hanyalah diri kita sendiri, termasuk raga dan pikiran kita sendiri.

Kita mungkin tidak bisa mengkontrol kejadian alam dan mengkontrol pikiran orang lain, kita tidak bisa berharap memiliki rumah yang mewah hanya dengan diam saja, kita juga tidak bisa memilih dilahirkan di keluarga yang kaya raya.

Pikiran dan halusinasi yang tidak terkontrol sebenarnya hanya membuang waktu saja. Sebaiknya kita melakukan sesuatu jelas dan yang dapat kita kontrol.

Menyiapkan Skenario Terburuk dalam Hidup (Premeditatio Malorum)

Seneca | phoenixhypno.co.uk
Seneca | phoenixhypno.co.uk
Memikirkan skenario terburuk dalam hidup itu sangatlah penting, saat kita ingin menyusun sebuah rencana dengan baik, tetntunya kita juga memikirkan kemungkinan hal buruk yang akan terjadi bukan.

Entah kejadian terburuk itu nantinya terjadi atau tidak, setidaknya kita telah menyusun Langkah untuk mengatasinya. Bayangkan jika kita tidak pernah brpikiran bahwa hal buruk tidak akan terjadi, maka sekalinya hal buruk itu datang kita sendiri yang akan kesusahan.

Jika kita sudah memikirkan hal yang buruk dipikiran kita, dan secara kebetulan hal itu terjadi, pastinya kita bisa sedikit tenang atau setidaknya tidak sesedih Ketika kita tidak pernah membayangkan hal terburuk terjadi.

Cinta akan Takdir (Amor Fati)

Setiap sesuatu didunia ini pasti sudah memiliki takdir. Amor Fati sangat bagus untuk dijadikan latihan. Amor Fati mengajarkan untuk tetap menghadapi masalah dan tidak untuk dihindari, seberapa sulitpun rintangan kita harus menghadapinya.

Masalah yang dihadapi tentunya juga dengan segala perhitungan dan rasa ikhlas.

Mempraktekan Kesederhanaan (Practice Misfortune)

Nero and Seneca, by Eduardo Barrn / Museo del Prado | brewminate.com
Nero and Seneca, by Eduardo Barrn / Museo del Prado | brewminate.com

Rasa nyaman adalah perbudakaan yang terburuk, karena kita akan takut sesuatu akan mengambil rasa nyaman kita sehigga kita merasa tidak nyaman.

Practice misfortune bisa dibilang hampir sama dengan premeditatio malorum, tetapi bedanya practice misfortune adalah kita melakukannya secara langsung. Hal ini juga bertujuan agar diri kita merasa familiar akan hal buruk yang terjadi.

Hal ini pernah dipraktikan oleh Kaisar Roma bernama Nero yang disarankan oleh Seneca (Penasihat Nero). Nero menyarankan agar meggunakan beberapa hari dalam sebulan untuk mempraktekan sedikit kemalangan. Seperti makan dengan sedikit makanan, tidak tidur ditempat tidur, hingga menggunakan pakaian yang buruk.

Itulah empat cara yang sudah saya rangkum agar kita menjadi seorang yang stoik.

Stoicism masih terus berkembang hingga saat ini, karena memiliki sifat yang praktis dan sangat relevan dengan permasalahan yang ada hingga saat ini, termasuk dalam mengatur kesehatan mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun