Bahwa kita menuju suatu tempat (waktu), dan ada banyak hal baik yang dapat kita lakukan sebelum sampai.
Salah satu alasan saya membaca Semua Ikan di Langit adalah kebutuhan saya akan asupan surealis. Makin ke sini, tulisan-tulisan yang saya produksi terlalu realis, agak jengah juga.Â
Membaca Semua Ikan di Langit berarti menghadiahi diri saya penyegaran: bahwa cerita tidak selalu perlu plot dengan struktur tiga babak dan delapan sequens.Â
Bahkan memberi saya insight bahwa niat baik bisa saja mengejawantah dengan menabrak berbagai nilai yang sudah profan.
Apakah saya merekomendasikan Semua Ikan di Langit? Jawabannya (1) jika siap berpikiran terbuka, (2) merasa sudah punya stan nilai sendiri, serta (3) bersedia bersabar, cobalah. Akan tetapi, saya rasa buku ini termasuk buku yang melelahkan jika kita tidak memiliki tiga hal tadi.Â
Memang disajikan dengan bab yang pendek-pendek dan beberapa ilustrasi yang bagus; tapi tanpa tiga hal yang saya sebutkan, pembaca mungkin akan berkomentar: 'buku apa sih ini'?
Hmmm, meski agak absurd, pendek, dan beberapa kritik (tak begitu penting dari saya) di atas, Semua Ikan di Langit telah memenangi Novel terbaik DKJ tahun 2016. Setidaknya menurut validasi Dewan Kesenian Jakarta, Semua Ikan di Langit adalah novel yang berkualitas.
___
Rio Pale, Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H