Allah dari hakekatnya adalah baik. Ia menciptakan manusia dari segala sesuatu yang menjamin kebutuhan hidupnya di dunia. Namun kebaikan Allah sering di salah gunakan oleh manusia.Â
Jika berhadapan dengan kejahatan, penderitaan dan dosa, manusia tidak sadar akan kebaikan Allah. Penderitaan membuat manusia tidak hidup bahagia. Ada kejahatan dan penderitaan yang seringkali dialami oleh manusia dalam hal ini ada kejahatan fisik, kejahatan moral maupun kejahatan metafisik. Manusia sering dilemma dalam menghadapi kehidupannya.Â
Sebab ia hidup dalam suatu dunia yang sedang mengalami ambigutasi moral, namun disatu sisi manusia memiliki banyak momen yang menyenangkan, bahkan menggembirakan dalam perjalanan hidupnya, di pihak lain manusia juga manusia juga mengalami ketidakbahagiaan dan penderitaan dalam dunia yang sama. Ada penderitaan yang tak terperikan, kemiskinan, rasa sakit yang mengerikan, tindakan-tindakan irasional seperti kekerasan dan penganiayaan, serta ancaman akan kematian yang dating secara mendadak.
Konsep tentang Kejahatan
Kejahatan merupakan sesuatu yang menghancurkan hidup manusia. Kejahatan seringkali mereduksi kemanusiaan manusia. Agustinus mendefenisikan keburukan dan kejahatan sebagai keadaan yang merugikan kehidupan manusia, malum est id quod nocet (keburukan atau kejahatan adalah apa yang merugikan).Â
Dalam kaitan dengan penderitaan kita dapat mengatakan bahwa kejahatan adalah sesuatu yang menyebabkan orang merasa menderita. Kejahatan merugikan kita. Kejahatan pula yang membuat kita merasa adanya kekurangan dan sesuatu yang mesti ada. Kejahatan atau malum kontras dengan kebahagiaan atau bonum. Bonum adalah sesuatu yang selalu di cari manusia dalam dunia ini. Bonum juga sesuatu yang menggembirakan manusia.
Leibniz membagi kejahatan dalam tiga bagian. Pertama kejahatan metafisik adalah keburukan yang melampaui penejlasan fisik dan moral. Keburukan yang mempunyai akar ontologis, yakni yang terletak pada unsur dasar keterbatasan manusia dan dunia serta pada ketidakkekalan manusia; bahwa manusia itu fana, akan mati; bahwa manusia bisa keliru dan melakukan kesalahan. Kejahatan metafisik sulit di hindari manusia, karena manusia adalah makluk terbatas dan tidak sempurna seperti penciptanya.Â
Manusia mau-tidak mau menerimanya. Kematian merupakan konsekuensi dari manusia sebagai makhluk yang berbadan dan ber-roh. Manusia tidak dapat hidup abadi seperti penciptanya. Ia tunduk pada kekuasaan penciptaanya. Situasi batas ini tidak diinginkan manusia tetapi manusia toh tidak dapat menghindar dari kenyataan ini. Kematian merupakan keburukan yang menghancurkan manusia dan merupakan konsekuensi dari eksistensi manusia sebagai makhluk yang terbatas.
Kedua kejahatan fisik merupakan kejahatan alamiah, yang terletak pada kenyataan negatif yang dialami oleh manusia. Misalnya persoalan berbagai penyakit, berbagai bentuk kecatatan. Keburukan fisik ini sering dikehendaki Allah dan sebagai hukuman atas kesalahan dan sering sebagai sarana yang sesui untuk satu tujuan, yaitu untuk menghalangi keburukan-keburukan lebih besar keburukan fisik ini dapat juga terjadi karena kelalaian manusia sendiri misalnya terjadinya tanah longsor karena manusia menebang pohon di hutan. Sama juga dengan fisik manusia, tentu harus dijaga agar terhindar dari segala penyakit dan kecacatan.
Ketiga, keburukan moral adalah dosa yang dilakukan manusia yang tidak mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Keburukan moral sering tejadi antara manusia dengan manusia dalam hal ini ketidakadilan, kekerasan, dan penindasan. Kejahatan ini sering terjadi dalam kehidupan manusia karena manusia menjadi serigala bagi yang lain, homo homoni lupus. Keburukan ini dibuat oleh manusia sendiri.
Ketiga kejahatan di atas yang mewarnai kehidapan manusia. Manusia kadang tidak dapat menghindari kejahatan tersebut. Kejahatan tersebutlah yang menyebabkan manusia menderita. Munculnya kejahatan atau keburukan menurut Leibniz adalah akibat langsung penyalahgunaan kebebasan manusia. Allah menciptakan manusia dengan kebebasannya. Allah tidak mengehendakai kejahatan tetapi Ia membiarkan dosa atau kejahatan, agar manusia tetap bebas. Allah mencintai manusia dan melarang tindakan kejahatan apapun. Namun, manusia adalah bebas.