Mohon tunggu...
Rion Nofrianda
Rion Nofrianda Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Berbagilah Kisah Kita Tak Sama

Tertarik pada bidang psikologi, pengembangan diri, wisata dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Ini Dia Keuntungan Merantau

2 Februari 2023   18:57 Diperbarui: 2 Februari 2023   21:38 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang sarjana mengeluh tentang sulitnya mencari pekerjaan di kampungnya, kondisi ini terjadi setelah dia akhirnya keluar dari tempat pekerjaan lamanya karena sudah habis masa kerjanya. Setelah dia keluar dari tempat kerjanya belum mendapatkan pekerjaan hingga saat ini, alhasil dia pun bekerja serabutan di kampung halamannya.

Meskipun dia mengetahui lowongan pekerjaan minim didaerah, dia tetap bertahan dan enggan untuk merantau kembali ke Kota mencari dan melamar pekerjaan. “malas aku ke Kota bang, sudah bosan disana. Kalau bisa tidak mau lagi kembali ke Kota”, keluhnya.

Pernyataannya sebenarnya bertolak belakang dengan harapannya untuk dapat segera bekerja, namun kurang ada keinginan untuk berjuang di Kota. Bumi sudah terbentang luas dan bahkan rezeki sudah diatur sang pencipta dan sudah dijamin bagi seluruh makhluk.

Penulis teringat sebuah kata mutiara dari seorang tokoh Imam As Syafii tentang merantau” merantaulah, Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan). Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang”.

Pernyataan Imam Syafi’i tersebut memberikan dorongan dan motivasi kepada setiap insan untuk rela mengorbankan suatu hal dari dirinya, satu diantaranya yaitu meninggalkan kampung halaman. Kita dapat juga belajar dari Abdurrahman Bin ‘Auf yang rela meninggalkan seluruh harta bendanya di Kota Mekkah karena pindah ke Kota Madinah.

Di Kota Madinah sebenarnya Abdurrahman Bin ‘Auf dipersaudarakan dengan  Sa’ad bin al-Rabi’ al-Anshari oleh Rasulullah dan bahkan ditawari harta. Namun menariknya, Abdurrahman menolak dan memilih untuk ditunjukkan pasar di daerah Madinah.

Abdurrahman pergi kepasar dan melihat sebuah peluang, Ia menawarkan kerjasama dengan Sa’ad untuk membeli sebidang tanah yang kurang berharga yang berlokasi tepat di samping pasar yang saat itu tidak difungsikan. 

Setelah tanah tersebut dibeli kemudian Abdurrahman mengukur tanah tersebut dan membuat beberapa petakan dan akhirnya Ia menawarkan kepada pedagang untuk berjualan diatas tanah tersebut dengan persyaratan yaitu pedagang tidak membayar sewa melainkan bagi hasil jika mendapatkan keuntungan dari hasil berjualan tersebut.

Melihat penawaran yang sangat menjanjikan tersebut dari Abdurrahman bin ‘Auf, pedagangpun menyepakati dan beramai-ramai pindah ke pasar yang di kembangkan Abdurrahman. Kondisi inilah yang kemudian membuat Abdurrahman memperbaiki perekonomiannya.

Dari kisah ini tentu saja banyak hal yang dapat kita pelajari jika kita menginginkan sesuatu harus dengan sungguh-sungguh dan rela mengorbankan apapun demi kebaikan. 

Dari sudut pandang sosiologi, Naim menyebutkan bahwa istilah merantau mengandung enam unsur pokok yaitu 1) meninggalkan kampung halaman, 2) kemauan sendiri, 3) jangka waktu lama atau tidak, 4) bertujuan untuk mencari penghidupan, menuntut ilmu atau mencari pengalaman, 5) bermaksud untuk kembali pulang dan 6)  merantau ialah lembaga sosial yang membudaya. Dari penjelasan Naim tersebut dapat dimaknai bahwa merantau meninggalkan kampung halaman dengan beberapa maksud dan tujuan yaitu dengan meninggalkan kampung halaman atas dasar dan dorongan dari diri sendiri dalam jangka waktu yang lama maupun tidak dengan tujuan untuk mencari pengalaman, penghidupan maupun menuntut ilmu dan pada akhirnya memiliki keinginan untuk kembali pulang ke kampung halaman.

Berikut alasan kenapa merantau;

Pembentukan karakter

Bertemunya dengan orang-orang baru dari berbagai suku, adat, pulau bahkan berbeda bangsa tentu saja sedikit banyaknya dapat membentuk karakter perantau. Kebutuhan akan kehadiran orang lain menjadikan perantau meski dapat menyesuaikan diri dilingkungan yang baru dan bahkan jauh berbeda dari kampung halaman. Menurut Arbain dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat beberapa karakter yang terbentuk dari perantau diantaranya memiliki karakter ulet, memiliki rasa simpati, gotong royong, berjiwa tegar dan mengamalkan ajaran agama. Kondisi inilah yang membuat perantau terkhusus bagi generasi muda dapat merasa bertanggung jawab terhadap masa depan yang akan dihadapinya.

Kesejahteraan psikologis

Merantau menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan kondisi psikologis dengan adanya niat dan upaya untuk mencari pekerjaan. Kesejahteraan psikologis atau Psychologycal well being dapat terbentuk bagi perantau. Menurut Ryff terdapat enam dimensi dalam Psychologycal well being yaitu penerimaan diri, pertumbuhan diri, relasi yang  positif dengan orang lain, otonomi, tujuan dalam hidup dan penguasaan diri. Dari enam dimensi tersebut bukan tidak mungkin seorang perantau dapat terus bertumbuh sehingga pada akhirnya ke enam dimensi tersebut dapat terbentuk dalam diri individu yang merantau. 

Kemandirian

Berada jauh dari keluarga inti dapat menuntut perantau untuk hidup lebih mandiri untuk dapat mengurusi diri sendiri, mengambil keputusan sendiri serta bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Aisyah (2013) menyebutkan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap yang diperoleh melalui proses dari individu untuk dapat terus belajar menjadi mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan hingga pada akhirnya mampu untuk dapat berpikir dan bertindak secara mandiri. 

Menambah relasi

Berada di lingkungan yang berbeda dan baru membuat perantau menambah orang-orang baru yang dikenalnya sehingga semakin luaslah relasi yang dimiliki. Bahkan juga akan bertemu dengan perantau lainnya dari berbagai wilayah. Adanya relasi ini bisa saja memperkuat dukungan sosial terutama teman sebaya dan juga terdapat hubungannya dengan kemandirian. Penelitian Syahrina dkk (2022) menyebutkan bahwa adanya pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap tingkat kemandirian individu. Bisa saja diperantauan menemukan keluarga baru jika pandai-pandai bergaul.

Masih banyak keuntungan positif lainnya jika kita bersungguh-sungguh dalam memaknai merantau terutama dalam pengembangan diri sehingga dapat menjadi individu yang terus tumbuh dan berkembang. 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun