Politik populisme Trump bekerja dengan baik 4 tahun silam karena ekonomi sangat baik berkat kinerja ekonomi pemerintahan Obama. Dalam keadaan sejahtera, orang-orang akan lebih mudah diajak untuk mengukuhkan rasa suprioritasnya. Karena itulah kampanye Trump "Make Amerika Great Again" dan "American First" mendapat sambutan hangat 4 tahun lalu. Dalam Pilpres 2020 dia masih menggunakan pendekatan yang sama di tengah kondisi ekonomi yang sedang porak-poranda. Tentu orang-orang lebih peduli pada masa depan ekonomi daripada masa depan suprioritas suku bangsa, agama atau suprioritas primordial lainnya.
Covid-19 sejak awal diremehkan oleh Trump dan pada akhirnya menjadi  faktor terbesar kekalahannya. Presiden terpilih, Joe Biden, seakan menegaskan fakta tersebut dengan membentuk dan mengumumkan gugus tugas pengendalian pandemi Covid-19, sebagai salah satu dari Tim Transisi yang dia bentuk. Pada akhirnya kita dapat belajar bahwa kemenangan yang dibangun melalui retorika-retorika bombastis dan sikap-sikap denial pada ujungnya akan menabrak tembok tebal.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H