Mohon tunggu...
Jari Bicara
Jari Bicara Mohon Tunggu... Jurnalis - Salam literasi!

Channel ini beragam isinya, karena yang punya penghayal.

Selanjutnya

Tutup

Book

5 dalam Buku ini

25 Agustus 2024   23:18 Diperbarui: 13 Oktober 2024   10:23 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: instagram _12_1_0 dan rrio_nalanda

I. Pembuka
Apa yang terjadi dengan Media Suara Rakyat? Kantor berita yang selama ini menjadi penyaluran suara rakyat tiba-tiba disegel!

Tokoh di dalam Buku Robohnya Pemimpin Kami: Bendiman, Kanta, Japo, Seba, Muntadir, Presiden, dan beberapa tokoh tambahan lainnya.

Alur dalam cerita dalam buku ini dibawakan dan diceritakan oleh seseorang yang bernama Manzi.

II. Latar Belakang
Buku "Robohnya Pemimpin Kami" merupakan cerita di dalam cerita, yang biasa disebut cerita bersarang atau cerita selipan.

Sang tokoh yang bernama Manzi sangat menyukai novel buatan sang kakek. Tapi setiap sampai akhir cerita ia selalu dibuat tidak puas.

Sehingga ia memutuskan menulis ulang novel tersebut dengan cara berceritanya sendiri; tanpa merubah tokoh atapun alurnya.

Baca juga: Halaman Kosong

III. Dinamika
Kejadian penyegelan Suara Rakyat bermula pada saat konferensi pers yang diadakan oleh LPP(Lembaga Pertimbangan Pusat).

Seorang jurnalis mengajukan beberapa pertanyaan, salah satunya tentang pengaliran dana ke suatu rekening fiktif. Di mana pelaksana proyek tersebut adalah ketua LPP---Muntadir.

Baca juga: Kambing Hitam

Pertanyaan yang sangat fatal!
Sang jurnalis harus menanggung akibat atas tidakan tersebut. Media tempatnya bekerja pun juga mengalami nasib yang malang, dibekukan!

*****

Sepulangnya Bendiman dari kuliah di luar negeri, ia merasa sangat terkejut saat mendapati kantor Media Suara Rakyat telah disegel.

Segera Bendiman menghubungi wakil redakturnya--Kanta--yang ditugaskan memimpin selama ia di luar negeri untuk menjelaskan duduk perkara dari penyegelan itu.

Kemudian diketahuilah bahwa Suara Rakyat disegel atas perintah sorang pejabat yang bernama MUNTADIR.

*****

Ketidakadilan ada di mana-mana. Bahkan, para petinggi pun tak segan-segan membunuh orang yang tidak sejalan.

Ya, pejabat negara yang seharusnya mengayomi rakyatnya malah menggunakan kekuasaan untuk bersikap semena-mena, serta menghalalkan segala cara untuk ambisinya.

Tenang, ini bukan kisah di Indonesia!

Cerita ini terjadi di Negara Nusanden-negara fiksi-yang saya buat beberapa waktu lalu (tepatnya awal tahun 2024 ini). di buku "Robohnya Pemimpin Kami".

Kriminalitas dan kebiadaban seakan sebuah hal yang biasa di sini.

IV. Pembahasan Isi

MASA LALU, MASA KINI, MASA DEPAN.

Layaknya sebuah siklus dalam kehidupan, akan ada peristiwa serupa yang terus berulang.

Tulisan yang saya buat awal tahun 2024 ini, terinspirasi dari kejadian beberapa puluh tahun silam di Indonesia(pada masa orba), dan sebenarnya jika ditarik jauh ke belakang peristiwa serupa juga terjadi; sebut saja revolusi prancis.

Ternyata masih dapat terulang kembali pada masa ini atau pun dikemudian hari, selama para penguasa tidak dapat belajar dari kesalahan para pendahulunya.

V. Penutup
Tentu tidak banyak yang bisa saya sampaikan mengenai isi cerita di sini.

Kalau kamu mau tahu lebih lanjut bisa baca di instagram _12_1_0

Semoga dapat dipahami dan hatimu tergerak untuk membeli buku ini, wahai pembaca! 

Baca spoiler di instagram _12_1_0 dan rrio_nalanda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun