Mohon tunggu...
Rio Febrian (RioDeNers)
Rio Febrian (RioDeNers) Mohon Tunggu... Nursepreneur, Event Planner, Writer -

Nursepreneur | Event Planner | Writer "Nursepreneurship: Gagasan & Praktik Kewirausahaan dalam Keperawatan" http://www.riodeners.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Tantangan Menjadi Seorang Nursepreneur (Bagian 1)

26 Oktober 2015   18:01 Diperbarui: 28 November 2015   12:21 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


 

Bisnis adalah tantangan. Ketika bisnis sudah berjalan, cobaan dan godaan akan pun datang silih berganti. Berbisnis memang tidak mudah, namun juga tidak sesulit yang dibayangkan.

Semakin hari usia usaha bertambah, semakin banyak cobaan dan tantangan yang datang, semakin banyak pun masalah yang membelitnya.Dalam setiap proses membangun bisnis, sebuah kesalahan merupakan bagian yang paling penting dalam proses pembelajaran. Hal tersebut akan membuka kesempatan bagi seorang nursepreneur untuk sukses dari setiap jalan keluar yang didapatkannya.

Bukan tidak ada modal, bukan tidak ada ide baru yang merupakan tantangan terbesar untuk memulai berbisnis. Yang paling sulit adalah mempertahankan daya tahan dalam membangun usaha sendiri dan tetap bertahan dalam bisnis yang dijalani meskipun menghadapi banyak tantangan. Ada proses yang harus dilalui, mulai dari memikirkan ide awal, membuka, memperkenalkan dan mempromosikan usaha tersebut.

Dalam proses tersebut, banyak sekali tantangan dan rintangan, baik dari internal seorang nursepreneur itu sendiri maupun yang datang dari eksternal.  Tantangan-tantangan yang akan muncul saat mulai memutuskan untuk menjadi nursepreneur jika dikaitan dengan konsep kecerdasan emosional (emotional quotient) Daniel Goleman (Goleman, 2002), yaitu:

Tantangan Internal

Tantangan internal berkaitan erat dengan kecakapan individu seorang nursepreneur yang menyangkut tentang bagaimana mengelola diri sendiri. Kecakapan individu tersebut terdiri atas tiga unsur terpenting, yaitu:

1. Kesadaran diri

Kesadaran diri adalah kemampuan mengenali emosi diri sendiri. Kesadaran diri juga berarti kemampuan untuk mengenali perasaan yang dirasakan pada suatu saat yang akan menuntun pengambilan keputusan diri sendiri. Kesadaran diri merupakan dasar dari kecerdasan emosional yang merupakan pondasi dalam bertindak.

Mengenali diri sendiri memungkinkan diri untuk memaksimalkan potensi yang ada didalamnya. Selain itu, kesadaran diri juga bersifat pribadi dan tidak bisa dipaksakan. Tanpa kesadaran yang keluar dari dalam diri, tidak ada seorangpun yang dapat memaksanya berbuat sesuatu untuk mengubah keyakinan diri.

"Kesadaran diri sangat penting bagi seorang nursepreneur. Mengenali diri sendiri dengan pasti memungkinkan seorang nursepreneur membuat keputusan tepat dalam bisnis yang akan dijalankan. Pemahaman yang lebih baik mengenai diri sendiri dan apa yang ingin dicapai akan membantu menyingkirkan gangguan dalam bisnis dan mendorong diri untuk mengejar hal-hal yang lebih penting."

Seorang nursepreneur yang sadar bahwa dirinya akan sukses sebagai pengusaha akan meraih impiannya. Kini saatnya untuk mengenali diri sendiri, meyakini diri sendiri, dan mengoptimalkan kemampuan diri untuk menatap masa depan.

2. Pengaturan diri

Pengaturan diri adalah kemampuan mengelola emosi sedemikian sehingga berdampak positif dalam bertindak. Pengaturan diri juga berarti kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu.

Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kecerdasan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan diri. Kemampuan tersebut juga mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya, serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.

Emosi bisa terjadi kapan dan dimana saja. Suatu keniscayaan memang jika semakin berkembang pesat bisnis, semakin tinggi energi emosi yang dibutuhkan.

"Seorang nursepreneur harus bisa mengendalikan emosi ketika bisnis yang dijalani sedang bermasalah, jangan hanyut dalam emosi. Emosi yang tidak terkendali hanya akan merugikan diri sendiri. Lebih baik coba tenangkan diri dengan tarik nafas dalam-dalam dan berpikirlah lebih santai."

Memang tidak mudah, tetapi jika nursepreneur pandai mengelola dan mengendalikan emosi, tentu akan mempengaruhi kualitas diri. Seorang nursepreneur yang stabil secara emosi akan menggunakan kemarahannya serta kekecewaannya dengan baik dan bijaksana. Nursepreneur juga akan memanfaatkan bagaimana mengekspresikan emosinya secara tepat. Kestabilan emosi nursepreneur akan menjadikannya sosok yang konsisten dengan impian yang ingin diraihnya.

3. Motivasi

Motivasi adalah hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun seseorang menuju sasaran. Motivasi juga berarti dorongan berprestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, serta optimis dalam menghadapi tantangan dan rintangan.

Meraih prestasi tersebut harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan, mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusias, gairah, optimis dan keyakinan diri. Selain itu, motivasi membantu seseorang mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

Motivasi naik dan turun merupakan hal biasa dalam kehidupan. Seringkali motivasi meningkat ketika di awal memulai usaha. Namun, seiring waktu, kemudian perlahan motivasi itu meluntur. Sadar atau tidak bahwa saat itu diri kita memerlukan motivasi untuk dapat bersemangat menjalani usaha yang ditekuni.

"Motivasi terbaik itu ada di dalam diri kita sendiri. Seorang nursepreneur harus pandai-pandai memotivasi diri sendiri, sebab dunia entrepreneurship penuh dengan liku."

Jika tidak bisa memotivasi diri untuk terus melangkah ke depan, bisnis yang dijalani bukan tidak mungkin hanya akan berjalan di tempat tanpa ada kemajuan yang berarti. Memotivasi diri sendiri memang tidak mudah, butuh komitmen kuat dalam diri sehingga motivasi tersebut berbuah tindakan yang nyata untuk mencapai kesuksesan dalam hidup.

* Tulisan ini merupakan salinan ulang dari buku penulis sendiri, Rio Febrian (2015), yang berjudul "Nursepreneurship: Gagasan & Praktik Kewirausahaan dalam Keperawatan".

Referensi: http://www.riodeners.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun