Mohon tunggu...
Mohammad Caesario
Mohammad Caesario Mohon Tunggu... Dokter Umum -

Nama saya Mohammad Caesario, seorang dokter yang gemar menulis terutama tentang masalah bedah dan seks.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

(Masih) Perlukah Angkot di Kota Bandung?

5 Oktober 2017   22:50 Diperbarui: 5 Oktober 2017   23:08 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu hal yang bikin saya kesal adalah ketika saya pulang kembali dari kampus di Maranatha menuju Metro. Angkot pertama yang saya naiki dari depan kampus adalah Sarijadi - St. Hall. Angkot ini menurut saya kerap sekali menurunkan penumpang mendadak di pasir kaliki tapa meneruskan hingga St. Hall sesuai dengan trayek. Sebenarnya kalau sekedar turun saja tidak masalah, namun supir yang kerap meminta bayaran hingga saya terkadang harus menyiapkan anggaran lebih sebesar Rp.1.000. Walaupun hanya seribu adalah nilai kecil, tapi bagi saya sebagai mahasiswa uang tersebut cukup besar, dan bila terlalu sering lumayan juga.

Menurunkan penumpang mendadak karena trayek sepi, selalu menjadi alasan beberapa oknum supir angkot, dan percaya atau tidak hal ini masih suka terjadi kok, tentunya merugikan pihak penumpang.

4. Menaruh ban serep di bawah kursi penumpang

Kalau di mobil pribadi mungkin ada tempat khusus menaruh ban serep. Karena ini angkot, aturan gak jelas, tentu suka-suka supir dong mau ditaruh dimana saja, termasuk di bawah kursi penumpang, yang tentunya amat sangat menganggu kenyamanan duduk penumpang. Terlebih lagi bagi penumpang wanita yang menggunakan rok, duduk dengan ban serep dibawah kaki, tentunya akan sangat-sangat menganggu.

5. Mengendarai dengan ugal-ugalan

Di Bandung, persaingan dengan trayek yang sama membuat supir angkot kadang menjadi "panas". Entah itu biasanya mereka saling salip dengan kecepatan tinggi, atau bahkan bila sepi penumpang mereka akan cenderung mengendarai lambat padahal kondisi jalan cukup lenggang.

Salah satu hal yang pernah membuat mobil saya menabrak angkot dan menyebabkan kerugian di pihak saya adalah ketika angkot dalam kondisi kencang dan langsung tiba-tiba ngerem (lampu rem mobil) dan tanpa lampu sinyal ke kiri langsung memacukan mobilnya mendadak ke kiri hingga mobil saya harus menabrak tanduk pengaman yang suka dipasang di bemper belakang angkot, dan saya harus merelakan lampu mobil saya yang pecah, dan alhasil mobil angkot baik-baik saja.

Sebenarnya keberadaan angkot di Kota Bandung masih sangat-sangat diperlukan, tetapi dengan kondisi yang cukup menimbulkan banyak keluhan penumpang, manajemennya sangat perlu untuk direformasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun