Mohon tunggu...
rin widyaagustin
rin widyaagustin Mohon Tunggu... Dosen - Sanatana Dharma

Spirituality

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Tidak Ada Teman ataupun Musuh yang Abadi" Hanya Ada dalam Kepentingan, Bukan dalam Politik!

1 Oktober 2021   00:44 Diperbarui: 3 Oktober 2021   17:38 1904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seluruh tindakan itu membutuhkan kendali atas keteguhan menjalankan prinsip-prinsip, nilai-nilai akhlak-perilaku dan tindakan yang tepat sejalan dengan kebenaran dan keadilan serta kemuliaan.  

Kebutuhannya adalah teks panduan hasil kreatif komposer aransemen yang akan dimainkan, menjadi panduan bagi seluruh pemain dalam orkestra. Sistem politik yang bekerja 

Kebutuhannya adalah Komposer, Konduktor, Dirijen untuk memgaransemen, menyusun design sistem yang mengatur dan memandu lengkap dengan tatanan, syarat ketentuan, regulasi dan evaluasi; memberikan aba-aba, untuk melakukan pengawasan,  untuk memberikan memperingatkan kepada siapapun yang merusak alunan harmoni tarian-nyanyian politik bergerak mewujudkan dharmanya.  

Suatu Badan Perancang Sistem Demokrasi dan Badan  Pengawasan yang memastikan tujuan bangsa menyejahterakan rakyat benar-benar tercapai melalui demokrasi yang  berlaku menunjukkan keindahan seninya dalam kehidupan pemerintahan publik.

Dunia politik seharusnya jauh dari gambaran kehidupan sosial semacam: "Tidak ada kawan dan lawan abadi", karena politik adalah seni, politik adalah orkestra, kekuatan politik adalah "acting in concert", yang hanya akan tercipta dengan dasar sejatinya penghargaan, sejatinya penghormatan, sejatinya semangat komunal bukan hanya kepada sesama manusia, akan tetapi seluruh ada dalam semesta raya. 

"Tidak ada kawan dan lawan abadi" hanya ada dalam kehidupan berkepentingan pribadi, dalam nafsu dan gairah  ketamakan serta keserakahan.

Pengalaman sejarah dalam perjalanan kehidupan bangsa digambarkan diawal memberikan pelajaran besar, bahwa kubu dimana kita layak meletakkan kepercayaan dan kesetiaan adalah kubu kebenaran dan keadilan serta kemuliaan. 

Tuhan telah menyertakan perangkat lengkap untuk manusia senantiasa mampu mengenali, mendengarkan dan mengikuti arah kebenaran, keadilan, kebajikan dan kemuliaan itu, ialah hati nurani. 

Jika kita belum cukup sadar untuk mencapai frekuensi suara hati ini, petunjuk praktis yang diajarkan leluhur bangsa ini melalui kitab-kitabnya adalah tanda, jika kita tengah mengikuti segala pilihan yang menawarkan kenikmatan indrawi sesaat, berarti kita tengah salah mengambil jalan sesat. 

Jika kita memilih terbawa arus kenikmatan sesaat ini, silahkan bersiap untuk suatu saat dan pasti akan berhadapan dengan Hukum Moralitas - Hukum Alam, Natural Law (: Hukum Karma). Segala tindakan akan berhadapan dengan konsekuensi yang menjadi tanggung jawabnya.

Definsi politik menurut pandangan spiritual bangsa ini ternyata mampu memberikan landasan, sebagai pondasi bahkan kendali. Mampu memberikan tujuan, memberikan arah-suatu titik untuk diperjuangkan bersama, suatu tujuan yang menyatukan seluruh perbedaan yang ada, saat dimana setiap pihak telah mampu membunuh egonya, mematikan kepentingan-kepentingan lain diluar kepentingan kesejahteraan dan kebahagiaan bersama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun