Mohon tunggu...
rin widyaagustin
rin widyaagustin Mohon Tunggu... Dosen - Sanatana Dharma

Spirituality

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Tidak Ada Teman ataupun Musuh yang Abadi" Hanya Ada dalam Kepentingan, Bukan dalam Politik!

1 Oktober 2021   00:44 Diperbarui: 3 Oktober 2021   17:38 1904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merupakan situasi pelik untuk mewujudkan pengaturan bersama yang melibatkan kompromi dan konsensus kekuasaan berikut dengan pembagian sumberdaya ibarat suatu Art Concert. 

Semestinya justru politik menjadi tontonan yang indah dan menghibur menyajikan pertunjukan seni berbagai warna, berbagai nada, berbagai karakter suara selayaknya lukisan, musik ataupun tarian yang membentuk harmoni.

Perumpamaan ini tampaknya dapat menjadi media untuk memahami sistem yang berlaku dalam mengorganisasikan berbagai bentuk menjadi satu kesatuan. 

Bayangkan suatu konser musik, bagaimana masing-masing nada dan karakter suara saling mengisi dan melengkapi hingga membentuk alunan nada-nada. 

Hal mendasar pertama adalah koreksi, bahwa politik bukanlah "kompetisi", seluruh prosesi ini adalah persoalan saling "mengisi" dalam rangka bersama menciptakan musik yang indah bahkan memukau sebagai hasil akhir, tujuan yang ingin dicapai, bahkan diperjuangkan bersama-sama.

Dengan demikian esensi dasar pertama yang menentukan kehidupan politik adalah saling mengisi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama merupakan satu-satunya  kepentingan politik itu sendiri, kepentingan untuk menciptakan Good Society. Tujuan bangsa ini adalah mewujudkan kesejahteraan Rakyat, Kehidupan Adil, Makmur dan Sentosa. 

Dengan demikian jelas bahwa syarat dasar dari kehidupan politik adalah matinya segala kepentingan, selain dari kepentingan bersama ini. Kepentingan pribadi, kepentingan golongan ataupun kepentingan asing yang telah berhasil membeli kesetiaan politikus kepada bangsa, rakyat dan tuhannya, kesetiaan politikus pada kebenaran, keadilan dan  kemanusiaan. 

Tidak menjadi masalah segala macam bentuk perbedaan jika segala kepentingan telah mati, satu-satunya kepentingan adalah menjalankan mandat-amanat rakyat, amanah Tuhan sang Pencipta, sang Pemelihara. Pada saat itu, perbedaan apapun justru akan menciptakan alunan, karena adanya perbedaanlah, harmoni tercipta.

Perhatikan kembali Konser-Seni ini, bagaimana kuas digerakkan menorehkan warna-warnyanya, alat musik dimainkan menyuarakan nada-nadanya, gerakan dilakukan dengan penuh keluwesan pengendalian. 

Seberapa porsi komposisi masing-masing warna, nada dan karakter suara itu menampilkan kerendahan, ketinggian, ketajaman dan kelembutan, seberapa keluwesan kekuatan kendali yang dibutuhkan untuk mencapai porsi yang tepat dalam melakukan kompromi dan konsensus kekuasaan serta pembagian sumber daya dengan berirama dan selaras? Apa dasar yang dapat menjadi landasan untuk setiap elemen mampu menjalankan peranannya dalam suatu sistem politik beserta dengan pengaturannya?

Konser-Seni itu bicara waktu yang tepat kapan ia harus bergerak dan bersuara, kapan ia harus bermain. Orkestra itu bicara seberapa porsi tinggi rendah nada ketajaman dan kelembutan yang perlu ditampilkan untuk menyatu dalam harmoni bersama dengan eleman yang lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun