Mohon tunggu...
Rinto Wardana Samaloisa
Rinto Wardana Samaloisa Mohon Tunggu... Pengacara - Bupati Terpilih Mentawai | Advokat | Kurator-Pengurus | Arbiter | Penulis Buku | Pembelajar Filsafat

Umur manusia pendek. Tapi Masterpiece yang dihasilkan selama hidup akan terus hidup dan tak lekang ditelan jaman.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia Dalam Optik Filsafat Erich Fromm

25 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 24 Januari 2025   19:11 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saat kuamati lekat-lekat
Kulihat Nazuna itu mekar
Disamping pagar!

Apa perbedaan keduanya?

Tennyson ingin memiliki bunga itu. Walaupun diakhir puisinya terkesan spiritualis tetapi Ia mencari kebenaran dan pengetahuan dengan cara mengoyak kehidupan

Sedangkan Basho,
Ia hanya ingin melihatnya saja, dan membiarkan bunga itu hidup.

Puisi Tennyson merupakan antitesa
Sedangkan puisi dari Basho, merupakan tesis

Sedangkan Sintesa dari 2 Puisi diatas dipertemukan oleh Goethe dalam puisinya tentang Bunga dengan Judul Menemukan:

Aku berjalan di hutan
Seorang diri
Yang kupikirkan
Tiada yang kucari

Kulihat dalam bayangan
Sekuntum bunga
Terang bagai bintang
Bak mata yang indah

Kuingin memetiknya
Tapi ia berkata dengan manisnya:
Untuk menjadi layukah aku mesti patah?

Kuambil ia
Hingga akar-akarnya
Kubawa ke taman
Dirumah yang indah

Dan kutanam kembali
Di tempat yang tenang
Kini ia mekar
Dan terus berkembang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun