Tapi jika mereka harus meregang nyawa karena kedaruratan akses jembatan ataupun akses jalan yang ada, sungguh tak pantas dan sangat tidak setimpal bayar harga yang diberikan untuk memajukan dan menyamakan pendidikan yang ada di pedalaman sama seperti yang ada di kota-kota atau daerah lainnya.
Berharap lewat tulisan ini, pemerintah bisa konsentrasi untuk membangun dan memperluas akses jalan yang ada di pedalaman-pedalaman yang ada di bangsa ini. Tentu dengan lebih mempertimbangkan dan memprioritaskan pembangunan akses jalan maupun pembangunan akses jembatan bisa ada dan terjadi di tengah-tengah orang rimba ini.
Bicara orang pedalaman, bukan hanya ada di Wana, ada banyak pedalaman dan daerah terpencil yang ada di bangsa ini. Namun jika melihat kebutuhan dan keseriusan yang harus segera dibangun adalah orang-orang yang ada di hutan Morowali ini.Â
Pasalnya satu darah tercurah di tengah-tengah hutan Morowali harusnya bisa menjadi sebuah pengorbanan yang setimpal jika pemerintah daerah bahkan pemerintah pusat bisa mencurahkan tenaga dan perhatiannya bagi kemajuan pendidikan anak-anak pedalaman di Suku Wana. Khususnya di dalam membangun akses jalan maupun akses jembatan yang semakin lebih baik lagi.
Hingga orang-orang, yakni para guru, maupun para medis lainnya yang mungkin punya panggilan yang sama untuk memajukan daerah pedalaman, bisa jauh lebih aman dan jauh lebih sejahtera untuk bisa memberikan diri mereka ada di tengah-tengah mereka.
Ayo Bapak Jokowi, Bapak Menteri Nadiem dan Bapak Basuki bisa melihat tugas yang besar dan tugas yang mulia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H