Fokus ke banyak bidang akan membuat kita menjadi bias dan pasti akan sulit mencapai hasil yang terbaik dari bidang-bidang yang digarap tersebut. Apalagi tidak akan ada orang yang sanggup mengerjakan banyak hal dalam satu kesempatan yang sama.
Begitu juga dengan para pemimpin kita yang nota bene punya kekuasaan di daerah yang dia pimpin. Yakni para kepala daerah yang ada banyak di bangsa ini. Tentu di dalam keseharian mereka di dalam tugas-tugas yang mereka kerjakan boleh dibilang terlalu banyak memiliki fokus yang harus dikerjakan di dalam waktu yang tidak begitu lama.
Alhasil tiap kepala daerah yang berganti akan sangat sulit mengenal apa yang menjadi hasil atau legasi yang ditinggalkan oleh sang kepala daerah jika dia sudah purna tugas. Akan tetapi jika punya mandat hingga dua periode memimpin di daerah tersebut, maka yang jadi pertanyaannya, daerah yang dipimpinnya, akankah semakin bagus atau masyarakat yang dipimpinnya semakin sejahtera?
Maka di sinilah letak pertanyaannya bagi tiap kepala daerah yang ada, khususnya mereka-mereka yang baru dilantik saat ini. Apakah mereka hanya mengerjakan hal-hal yang biasa dan mengerjakan hal-hal yang umum saja, tanpa mau berusaha untuk menciptakan sesuatu yang baru dan beda dari pemimpin sebelumnya?
Mengerjakan banyak hal tentu lewat bantuan kepala-kepala dinas yang sudah dibentuknya untuk bisa mengeksekusi secara teknis di lapangan apa yang menjadi tugas dirinya, lagi-lagi akan membuat sang kepala daerah hanya mengerjakan hal-hal yang tampak di permukaan saja, tanpa mencapai apa yang menjadi dasar dari pokok persoalan yang sebenarnya.
Lagi-lagi hanya akan berorientasi bagaimana menghabiskan anggaran demi anggaran supaya tidak ada silpa. Hanya untuk mengejar bahwa performa keuangan dan anggaran daerahnya berjalan baik-baik saja. Tanpa menilai bahwa dampak dari anggaran yang sudah habis itu, apakah bermanfaat bagi masyarakat atau tidak?
Kemudian masing-masing Kadis yang ada yang menjadi ujung tombak atau pelaksana dari impian sang kepala daerah, sudahkah melakukan analisa dan evaluasi dengan anggaran-anggaran yang sudah habis tahun demi tahunnya?
Mungkin sumbang saran dari tulisan ini semoga dilirik oleh para kepala daerah yang ada. Yakni supaya tidak melihat secara general saja daerah-daerah yang dipimpinnya. Mulai melirik apakah yang menjadi potensi atau kekuatan dari daerahnya?
Jika daerahnya punya kekuatan di bidang pariwisata, mari segala usaha dan program yang dikerjakan adalah mengerjakan bidang itu. JIka daerahnya punya kekuatan di bidang pertanian, mari mereka serius dan mati-matian mengembangkan pertanian. Dan bidang-bidang lainnya. Mari digarap dengan serius dan sungguh-sungguh.
Artinya jika itu daerah tersebut kekuatannya ada di bidang pertanian, sisi industrinya dari hilir hingga ke hulu-pun seharusnya bisa dikerjakan dengan maksimal. Sehingga pendapatan dari sisi pertanian tersebut akan sangat maksimal di dapatkan.
Kedua menciptakan iklim yang positif dengan masyarakat yang menjadi ujung tombak dari adanya pembangunan tersebut. Artinya para pengusaha yang memang berkecimpung di bidang yang menjadi kekuatan daerah tersebut, terus didukung dan terus dibantu baik secara langsung atau tidak langsung jika mengalami satu atau banyak masalah.
Sehingga ketika satu orang dari masyarakat tersebut melihat bahwa pemerintahnya serius membantu dan menolong para pengusaha baik yang lama maupun yang baru, maka akan menimbulkan atau menumbuhkan banyak para usahawan yang baru.
Artinya jika satu pengusaha menggarap singkong dan memunculkan banyak turunan-turunan produk dari singkong, pengusaha yang lain akan menggarap produk pertanian lainnya, seperti pisang, apel, strawberry dan lainnya.
Iklim usaha yang positif dan adanya usaha yang terus-menerus dari pemerintah bukankah akan tidak mungkin jika daerah yang dipimpinnya menjadi pusat pertanian sekaligus pusat industri yang kelasnya bukan hanya regional, bahkan me-nasional dan kalau bisa meng-internasional.
Bayangkan tiap daerah atau tiap provinsi mempunyai satu saja center of excellent-nya atau satu saja yang menjadi khas produksi dari daerah tersebut, tidakkah negara kita akan jauh lebih melambung dan menjadi negara yang super maju.
Seperti halnya Amerika menjadi pusat dunia karena negaranya punya banyak center of excellence di tiap-tiap negara bagian yang ada. Seperti di California punya Sillicon Valley yang menjadi pusat industri teknologi terbesar se dunia. Berkumpul di situ, Microsoft, Facebook, Google dan lain-lain.
Kemudian di Houston sebagai central of excellence dari sumber energi. Seperti ExxonMobil, Chevron dll. Dan banyak center of exccellent lainnya, seperti New York sebagai pusat industri keuangan dunia.
SDM dan Produksi SDM Unggul
Untuk mewujudkan center of excellent maka hal tersebut tidak terlepas dari faktor SDM-nya. Dan untuk memunculkan SDM-SDM yang handal, bukankah di tiap provinsi di negara kita, minimal punya satu kampus yang bergengsi?
Dimana jika Pemerintah serius melibatkan kampus-kampus di daerahnya. Maka berbagai hal akan dapat dihasilkan. Baik dalam hal riset untuk mengetahui sejauh mana kekuatan ataupun potensi paling unggul di daerah tersebut. Ketika sudah tahu maka tinggal mengeksekusi hasil riset tersebut.
Dan untuk mengeksekusi hasil riset tersebut tentu butuh SDM-SDM yang unggul juga. Maka lagi-lagi kampus akan memproduksi SDM-SDM yang unggul tersebut. Kampus khusus daerah tersebut tinggal memproduksi SDM-SDM yang spesifik yang siap membantu untuk merealisasikan apa yang menjadi potensi unggul tersebut.
Sehingga jika itu terjadi bukankah bangsa kita betul-betul menjadi bangsa yang kuat. Sebab bangsa yang kuat dan super maju hanya akan didorong oleh daerah-daerah yang kuat. Kuat karena punya daerahnya punya excellent center yang kelasnya bukan hanya kelas regional tapi sudah go internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H