Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Money

Makropudensial-isasi sebagai Literasi Massal Menyongsong Indonesia Emas

25 Juni 2019   23:24 Diperbarui: 26 Juni 2019   00:09 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kawasan industri di Tangerang (finance.detik.com)

Dan hal ini pernah menjadi perdebatan panjang pada saat masa-masa kampanye pilpres lalu. Antara Bapak Jokowi dengan Bapak Sandiaga Uno. Dimana pendekatan Bapak Sandiaga Uno didalam memaparkan kondisi ekonomi kita dengan menyebutkan keluarga ini, keluarga itu yang mulai kesulitan ekonomi rumah tangganya. Menyebut uang 100ribu sekarang hanya bisa dapatkan bawang dan cabe. Kemudian tempe yang setipis ATM, serta beberapa keluarga mengakui mulai sulit membayar tarif listrik sekarang ini.

Tapi oleh Bapak Jokowi-pun kemudian membantah, bahwa kebijakan ekonomi tidak boleh berdasarkan satu atau dua orang/lembaga saja untuk menentukan ekonomi Indonesia, tapi butuh ekonomi global di dalam menguraikannya untuk menjadi kebijakan ekonomi nasional.

Tantangan Sekarang demi Menyongsong Indonesia Emas

Pertanyaannya sekarang apa yang menjadi tantangan saat ini untuk kita bisa mencapai Indonesia emas? Tentu kita saat ini masih berada dibawah bayang-bayang dari perang dagang antara Cina dengan Amerika. Dimana akibat perang tarif diantara kedua negara ini, memberikan banyak kelesuan dan ketidakpastian di berbagai negara.

Beberapa negara melakukan praktek wait and see akibat perang dagang tersebut. Tidak melakukan kebijakan ekonomi berlebih atau beresiko. Dan negara yang paling terdampak adalah Singapura,, tetangga kita.

kawasan industri di Tangerang (finance.detik.com)
kawasan industri di Tangerang (finance.detik.com)
Meskipun kita tidak begitu terdampak terhadap situasi tersebut, tapi kita-pun seharusnya bisa memanfaatkan momentum tersebut untuk meningkatkan perekonomian kita. Seperti yang baru saja terjadi pemindahan-pemindahan pusat-pusat Industri perusahaan-perusahaan elektronik seperti Sharp, perusahaan asal Jepang dan LG asal Korea memindahkan pabriknya dari Thailand dan Vietnam ke Indonesia. Juga akan disusul oleh Panasonic juga akan merelokasi pabriknya dari Malaysia ke Indonesia.

Dimana alasan pemindahan industri raksasa tersebut karena menilai iklim usaha di Indonesia kini jauh lebih baik, peringkat kemudahan berusaha yang jauh lebih baik. Kemudian karena pemerintah sendiri telah meningkatkan daya tariknya bagi para pelaku Industri lewat programnya untuk menarik banyak investasi luar. Serta juga didorong karena kepercayaan internasional kepada kita kini jauh lebih baik. Tentu hal tersebut juga terjadi karena stabilitas keuangan kita jauh lebih baik dan lebih perkasa.

Jika upaya-upaya ini terus terjadi, sekalipun tantangan global terjadi, tapi kepercayaan diri pemerintah kita di dalam mengelola semuanya dengan begitu baik dan terstruktur ditambah dengan literasi keuangan dan ekonomi warga Indonesia yang jauh lebih baik, bukan tidak mungkin kita bisa mencapai yang namanya menjadi negara besar sekaligus maju. Maka yang namanya Indonesia Emas-pun di tahun 2045 Indonesia akan terealisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun