Mohon tunggu...
Rintis Salsabilla Icha Sahara
Rintis Salsabilla Icha Sahara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Mahasiswi Psikologi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, saat ini berada di semester 7 dengan minat mendalam pada Psikologi Sosial dan Psikologi Industri. Saya memiliki ketertarikan khusus pada pendidikan dan kajian gender, serta senang menganalisis kasus atau permasalahan secara kritis. Dalam mengemukakan pendapat, saya cukup kritis dan mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum menyimpulkan. Selain itu, saya dikenal sebagai pribadi yang analitis, berpikiran terbuka, dan teliti dalam mengevaluasi informasi. Sikap reflektif dan antusias dalam belajar membantu saya untuk terus menggali pengetahuan dan memperdalam pemahaman saya dalam bidang yang saya tekuni.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kardus Bekas Dimanfaatkan untuk Tingkatkan Motorik Halus Anak di Mojokerto

17 Januari 2025   21:55 Diperbarui: 17 Januari 2025   21:53 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

MOJOKERTO – RA Thoriqul Ulum di Dusun Treceh, Desa Sajen, Mojokerto, melaksanakan program inovatif untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak usia dini. Program yang digelar pada 13-14 Januari 2025 ini memanfaatkan kardus bekas sebagai media pembelajaran edukatif yang kreatif dan ramah lingkungan.

Program ini merupakan bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas 17 Agustus Surabaya. Para mahasiswa, bersama guru RA Thoriqul Ulum, menggagas ide ini sebagai respons terhadap inovasi baru untuk bahan ajar kreatif di sekolah tersebut.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin membantu anak-anak mengasah keterampilan motorik halus sambil memperkenalkan cara memanfaatkan bahan daur ulang. Ini juga menjadi solusi untuk pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif,” Ujar Rintis Salsabilla Icha Sahara, salah satu mahasiswa pelaksana.

Kegiatan Interaktif dan Kreatif 

Dalam program ini, guru-guru RA diajarkan cara membuat Alat Permainan Edukatif (APE) dari kardus bekas. Berbagai aktivitas kreatif dirancang, seperti mencocokkan warna, menghitung angka, hingga melipat dan memotong kardus menjadi bentuk yang menarik.

Anak-anak juga terlibat langsung dalam kegiatan ini. Salah satu permainan yang paling diminati adalah mencocokkan bola warna-warni kedalam lubang botol bekas yang sesuai dengan petunjuk warnanya. “Permainan ini melatih koordinasi tangan-mata anak sekaligus meningkatkan konsentrasi mereka,” jelas Rintis.

Program ini tidak hanya berdampak pada anak-anak, tetapi juga memberikan wawasan baru bagi para guru. “Kami sangat terbantu dengan pelatihan ini. Anak-anak tampak lebih antusias saat belajar menggunakan media baru yang menarik,” ungkap Linda Rohmatul Jannah, salah satu guru RA Thoriqul Ulum.

Manfaat Lingkungan dan Edukasi Berkelanjutan

Selain meningkatkan keterampilan motorik halus anak, program ini juga menjadi kampanye edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan. Kardus bekas, yang biasanya dianggap limbah, diubah menjadi media pembelajaran yang bermanfaat.

“Melalui program ini, kami ingin menginspirasi masyarakat untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan limbah. Kardus bekas sebenarnya memiliki nilai besar jika diolah dengan baik,” tambah Rintis.

Para mahasiswa juga berharap program ini bisa mengubah cara pandang guru dan masyarakat terhadap bahan daur ulang. “Kami merekomendasikan agar sekolah-sekolah lain mengadopsi konsep ini. Dengan begitu, pembelajaran kreatif dan ramah lingkungan dapat diterapkan secara luas,” ujarnya.

Kesan Positif dari Masyarakat 

Program ini mendapatkan sambutan positif dari para guru dan orang tua murid. Selain menjadi alternatif pembelajaran yang murah dan kreatif, kegiatan ini juga mempererat hubungan antara guru, anak-anak, dan orang tua.

“Saya sangat senang melihat anak-anak menjadi percaya diri setelah mencoba permainan dari kardus bekas. Mereka juga terlihat lebih fokus dan tertarik saat belajar,” ujar seorang orang tua murid yang hadir mendampingi anaknya.

Harapan ke Depan

Melalui kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, mahasiswa KKN berhasil menciptakan beberapa prototipe APE, seperti permainan es krim angka dan bola warna-warni. Guru-guru RA Thoriqul Ulum diharapkan dapat terus mengembangkan kreativitas mereka untuk membuat APE berbasis bahan daur ulang.

“Kegiatan ini menunjukkan bahwa solusi sederhana dapat memberikan dampak besar, baik untuk pendidikan anak-anak maupun pelestarian lingkungan,” tutup Rintis.

Program ini membuktikan bahwa dengan kreativitas dan kolaborasi, limbah seperti kardus bekas dapat menjadi peluang besar untuk mendukung pendidikan anak usia dini secara berkelanjutan.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun