MOJOKERTO – RA Thoriqul Ulum di Dusun Treceh, Desa Sajen, Mojokerto, melaksanakan program inovatif untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak usia dini. Program yang digelar pada 13-14 Januari 2025 ini memanfaatkan kardus bekas sebagai media pembelajaran edukatif yang kreatif dan ramah lingkungan.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas 17 Agustus Surabaya. Para mahasiswa, bersama guru RA Thoriqul Ulum, menggagas ide ini sebagai respons terhadap inovasi baru untuk bahan ajar kreatif di sekolah tersebut.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin membantu anak-anak mengasah keterampilan motorik halus sambil memperkenalkan cara memanfaatkan bahan daur ulang. Ini juga menjadi solusi untuk pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif,” Ujar Rintis Salsabilla Icha Sahara, salah satu mahasiswa pelaksana.
Kegiatan Interaktif dan Kreatif
Dalam program ini, guru-guru RA diajarkan cara membuat Alat Permainan Edukatif (APE) dari kardus bekas. Berbagai aktivitas kreatif dirancang, seperti mencocokkan warna, menghitung angka, hingga melipat dan memotong kardus menjadi bentuk yang menarik.
Anak-anak juga terlibat langsung dalam kegiatan ini. Salah satu permainan yang paling diminati adalah mencocokkan bola warna-warni kedalam lubang botol bekas yang sesuai dengan petunjuk warnanya. “Permainan ini melatih koordinasi tangan-mata anak sekaligus meningkatkan konsentrasi mereka,” jelas Rintis.
Program ini tidak hanya berdampak pada anak-anak, tetapi juga memberikan wawasan baru bagi para guru. “Kami sangat terbantu dengan pelatihan ini. Anak-anak tampak lebih antusias saat belajar menggunakan media baru yang menarik,” ungkap Linda Rohmatul Jannah, salah satu guru RA Thoriqul Ulum.
Manfaat Lingkungan dan Edukasi Berkelanjutan
Selain meningkatkan keterampilan motorik halus anak, program ini juga menjadi kampanye edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan. Kardus bekas, yang biasanya dianggap limbah, diubah menjadi media pembelajaran yang bermanfaat.
“Melalui program ini, kami ingin menginspirasi masyarakat untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan limbah. Kardus bekas sebenarnya memiliki nilai besar jika diolah dengan baik,” tambah Rintis.
Para mahasiswa juga berharap program ini bisa mengubah cara pandang guru dan masyarakat terhadap bahan daur ulang. “Kami merekomendasikan agar sekolah-sekolah lain mengadopsi konsep ini. Dengan begitu, pembelajaran kreatif dan ramah lingkungan dapat diterapkan secara luas,” ujarnya.