Mohon tunggu...
Rintik Nangiimatul Lailiyyah
Rintik Nangiimatul Lailiyyah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan. Senang menulis, namun ingin fokus menyuarakan suara 'mereka' yang kadang sulit dipahami oleh manusia. Ingin melestarikan satwa. Seorang pecinta budaya, sastra, musik, dan sains

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak untuk Mereka yang Ada di Hutan

25 Maret 2019   22:27 Diperbarui: 25 Maret 2019   22:33 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Percayalah, bahwa dunia tak segampang itu

Mereka coba tuk menggenggamnya?

Tak pernahkah mereka coba untuk berfikir?

Manusia-manusia laknat itu!

Menyucikan fikirannya demi memuliakan manusia?

Mulia sebelah mana?

Tak terhitung jumlah 'milik' ibu pertiwi yang manusia renggut! Hanya untuk dibayar dengan periuk nasi?

Apakah mereka mengira kalau nyawa 'hutan' setara dengan emas?

Mereka juga telah berani menantang Tuhan, dengan merenggut nyawa mahlukNya

Ya, alasannya agar mereka hidup, lalu mereka dapat 'beribadah' sesuka mereka.

Manusia! Kemanusiaanmu itu fana!

Istilah 'akal'mu itu lenyap sudah tak berbekas!

Sawit? Sawit? Sawit? Dimana? 

Teriakan manusia-manusia tamak yang menusuk telinga!

Sawit itu, tak usah ditanya!

Manusia? Manusia? Manusia? Dimana?

Pertanyaan semakin brutal

Manusia 'mu' masih ada! 

Mereka hanya leti harus mencari sumber kehidupan

Lagi dan lagi, Manusia terus menagih

Seolah telah cukup untuk bertasbih

Tak peduli mahluk Tuhan yang lain sedang tertatih

Kita saja yang tak mendengar mereka sedang merintih

Masihkah kita dapat melihat mereka saat rambut kita telah memutih?

Semoga! Saat keadaan telah pulih

Saat kita semua hidup dengan kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun