Mohon tunggu...
Rintik Nangiimatul Lailiyyah
Rintik Nangiimatul Lailiyyah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan. Senang menulis, namun ingin fokus menyuarakan suara 'mereka' yang kadang sulit dipahami oleh manusia. Ingin melestarikan satwa. Seorang pecinta budaya, sastra, musik, dan sains

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Suatu Tempat Bernama Sudut Hati

24 Maret 2019   20:01 Diperbarui: 24 Maret 2019   20:31 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seketika kelabu menjadi candu

Kau pun membelai hujan ketika merindu

Seakan arus sungai kian mengguyur dahagaku dengan deras

Kau lekatkan aroma tubuhmu dalam dalam

Tak terasa warna senja melengkapi wajahku

Basah terkalahkan oleh air mata yang tak mampu kubendung

Badan ikut bergetar seolah tau duka yang kurasa

Dalamnya samudera takkan mampu mengubur rasaku

Tingginya angkasa takkan mampu menggapai kasihku

Kau hanya kepunyaan Tuhan

Senandungku takkan berhenti sampai disini

Kian jauh tubuhmu dari pelupuk mataku

Lambat laun tubuhmu ditelan bumi

Dimana lagi ku dapat menemui senyum sendumu? Paras rupawanmu? Suara merdumu? Harum badanmu?

Asmara telah hilang dan tertatih

Semoga hati ini makin terlatih

Takkan lagi merasa perih

Meski selalu ingat perasaan sedih

Jiwa ini takkan pernah letih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun