Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menikmati Sarapan 'Ringgit' Perdana

28 Desember 2015   22:38 Diperbarui: 28 Desember 2015   22:57 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            “Ndak bisa.. harus sepaket..”

            Mendengar logat si ibu. Teman ku yang asli purworejo langsung reaksi. “Wong Jowo bu?”dan seterusmyaaaa pakai bahasa Jawa.

[caption caption="dok. pribadi. Sarapan ringgit pertama kami nih"]

[/caption]Oke kami akhirnya memesan sepaket nasi kuning dengan ayam goreng tepung. Ayamnya gak terlalu besar. Porsi nasinya banyak. Ibu itu mengemas makan pagi kami dengan wadah sterofoam. Iya aku tau, INI karsinogenik. Huhu :”) ternyata porsi nasi kuningnya banyak banget, dengan takaran wadah mangkuk kecil. Lalu mie goreng kecap, orak-arik tempe dan tahu capur kecap, lalu ayamnya.. dan... ternyata satu porsi ayamnya 3 potong. Kami pesan 4 porsi untuk nerlima. Satu porsi saja ternyata banyak banget.

Sampai dirumah, kami memakan sarapan itu.. iya ini sarapan perdana kami dengan uang ringgit. Sebenarnya di kantung kami gak punya uang ringgit, ini adanya rupiah semua. Kami itu cinta sama rupiah. Tapi akhirnya disini kami harus bayar dengan hituangan uang ringgit. Nasip masyarakat perbatasan negara ininih.. sarapan kami makan seporsi untuk dua orang deh.. satu porsi nasi kuning akhirnya tak termakan. Ya Allah ampunilah kami.. tapi nasi itu akhirnya kami berikan kepada ayam.

[caption caption="dok.pribadi. AKU CINTA RUPIAAH :")- Ini ringgit Malaysia"]

[/caption]Lalu tak berapa lama, pendamping kami menghubungi kami via WA. Dia mengajak ke pantai. Maklum, pendamping kami dari Kemenkes RI ini tak lama disini. Tak kurang satu minggu. Namun kami dipantau via email. Kami senang disini warganya sangat ingin membantu.. ada seorang bapak, namanya pak islan. Ia sejak kemarin yang mengantar kami belanja dan kemana-mana dengan mobil Jenazah puskesmas kab Nunukan. Mobil ini biasa dibawa untuk akomodasi. Jika tak ada pasien yang harus di bawa jenazahnya. Untuk hari ini, beliau bersedia kembali untuk mengantar kami ke pantai. Yuhuuuu. Kami siap-siap. Tentu sebelumnya kami beberes rumah duluu.

[caption caption="dok.pribadi. Pantainya sedang suruut"]

[/caption]Setelah jam 10 kami berangkat, waah bu kepala puskesmas kami juga mau ikutan ke pantai.. kami bawa pelampung! Haha untuk apa yah? Siapa tau bisa berenang atau snorkling?whehe. atau sekedar foto untuk gaya-gayaan? Siapa tauu. Kami berangkat, pertama kami menjemput pendamping kami di hotel.. lalu menuju pantai tujuan kami. Yaitu di Pantai Sei Taiwan. Perjalanan tak terlalu lama, namun Medannya luar biasa. Cukup sulit di lalui. Kami menikmati perjalanan ini, melalui perbukitan, kebun sawit, dll.

[caption caption="dok.pribadi"]

[/caption]Akhirnya sampai di sebuah pantai yang indaah. Langit biru tandingannya, saat itu laut sedang surut.. panasnya.. luar biasaaaaa. Silauu. Kami berfoto-foto disana. Kemudian bersantai ria, menikmati pemandangan dan menikmati es serut segar. Saat melihat label susunya,,ooh susu buatan Malaysia. “Berapa Bang?” “1,5 ringgit... atau 5 ribu yang besar, yang kecil tiga ribu..” Kami beli beberapa untuk teman dan kepala puskesmas, sebelumnya menikmati es nya duluan.hehe

[caption caption="dok.pribadi. kadang mulus, kadang ini medan yang harus dilalui"]

[/caption]Duduk beberapa lama, akhirnya kami memutuskan pulang. Pukul satu siang. Kami pulang, pendamping meninggalkan kami di mobil puskesmas, kami pulang dengan kepala puskesmas kami. makan baksoooo. Ini kali perdana kami makan bakso di Pulau Sebatik. Ditraktir kepala puskesmas pula :”) . Lalu kami pulang kerumah deeeeh. Besok pagi kami akan apel, semoga esok lebih baik aamiin.

 [caption caption="dok.pribadi. Bakso perdana di pulau sebatik"]

[/caption]

Salam dari Perbatasan Indonesia-Malaysia. Pulau Sebatik, Sebatik Tengah, Kalimanan Utara

#Nusantarasehat2 #Nusantarasehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun