Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ustad Fadzlan, Mutiara Dakwah dari Papua

16 September 2015   22:03 Diperbarui: 16 September 2015   22:03 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Singkat cerita ustad yang sudah banyak mengislamkan orang Papua ini, mengajarkan Thaharah, bersuci di Wamena. Mulai dari mencuci dengan air, lalu mencuci dengan sabun, memakai shampo. Respon masyarakat Wamena sangat menyenangkan, mereka senang memakai sabun. Malah ada kepala suku disana yang tak mau membilas sabun dan shampo dengan air.. “Ini wangi! Ini wangi!” sehingga mereka tak mau membilas dengan air.

            Ustad Fadzlan menunjukkan video saat ia melakukan praktik taharah diikuti masyarakat Papua yang bertelanjang itu. mereka melakukan serentak dan bersemangat. Kemudian saat sudah siang, ada 20 pendakwah di Wamena itu, melakukan sholat dzuhur berjamaah di atas panggung sholat. Para masyarakat melihat mereka, memperhatikan gerakan mereka satu persatu, mereka memutari panggung itu.. lalu salah satu kepala suku bertanya mengenai makna tiap gerakannya. Lalu ustad Fadzlan mulai menjawab berbagai pertanyaan masyarakat. diikuti dengan syiar dakwahnya.

            Respon dari kepala suku setelah diberikan penjelasan tentang sholat dan islam.. “Kami gembira!kami semua bahagia, anak-anak itu ajarkan kita agama yang benar....” tutr Ustadz Fadlan dengan menirukan suara kepala suku itu. Lalu masyarakat mengucapkan dua kalimah syahadat satu persatu dituntun oleh ustad Fadzlan dan rekan disana.. kemudian mengajarkan kembali Thaharah, mengajarkan sholat, mengaji, dan mengenakan baju yang baik dan bersih.. hal itu terlihat dari video yang ditayangkan.

            Hal diatas adalah sedikit cuplikan yang bisa aku ceritakan ulang. Jika ingin lebih jelas, ada di Youtube. Dakwah ustad Fadzlan Garamatan sangat mengungah, penuh kisah inspiratif. Beliau berjuang dan tak hentinya istiqamah memiliki pekerjaan bergengsi ini: dakwah. Ah berkaca.. sudah melakukan apa untuk agama tercinta ini? semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan menjaga para ulama. Senantiasa melindungi kita untuk makin banyak belajar, hingga bisa menyampaikan ayat-Nya. Karena Islam, Rahmatan Lil Alamin : )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun