Ustadz Fadzlan juga bercerita, tentang kisahnya yang baru datang ke sebuah kota. Ia mengucapkan salam, namun tak ada yang menjawab. Ia sholat subuh, sholat maghrib dan sholat lainnya di dalam masjid selalu dipantau ketat oleh warga. Karena mereka takut jika ternyata ustad Fadzlan adalah misionaris yang sedang menyamar. Penampak wajah beliau yang khas, membuat beliau menjadi mencurigakan. Padahal ustad tersebut adalah muslim yang ingin berdakwah.
Ustad Fadzlan bercerita ketika ia berdakwah, berdakwah yang sangat tekun. Ia pernah di penjara, di tombak racun kakinya. Namun ia tetap ingin berdakwah. Karena beliau menyadari bahwa Nabi Muhammad SAW, mendapatkan cobaan lebih besar daripada dirinya. Ustad Fadzlan pernah mengislamkan seorang kepala suku dan keluarganya. Kemudian ustadz Fadzlan dipenjara 3 bulan. Namun ustad Fadzlan tetap bersyukur. “Alhamdulillah saya hadapi dengan bersyukur riang gembira dan bersemangat...” tuturnya lantang. Lalu ustadz Fadzlan juga bercerita saat si penangkap dirinya membuka kunci penjara, lalu mencemoohnya,
“Bapak ini tak bosan! Tidak ada orang yang betah disini! Kenapa bapak betah sekali disini! Ditempat yang tak enak ini!”
“Abaang, saya ini bukan penjahat, bukan pencuri, bukan pemberontak. Saya tak apa tinggal disini. Tapi ingat, Bang! Esok lusa Allah akan menangkap Abang dan menyiksa abang habis-habisan..”
“Jangan kamu takuti saya..” ucap si Sipir Penjara.
Wah ketakutan pula ia. “Lalu ia mengajak saya kerumahnya.. dan diajaklah saya berdiskusi.. dan saya mendakwahi tentang islam, rahmat dari Allah SWT. selama 8 jam lebih kami berdiskusi tentang agama, lalu sipir penjara itu dan keluarganya meyakinkan diri, dan memeluk agama islam... sejak saat itu saya tak dipenjara lagi..” ucap Ustd. Fadzlan diikuti tawa audiens.
"itulah dakwah, resikonya adalah pengusiran, penjara, pembunuhan. namun dakwah adalah pekerjaan bergengsi bagi kita".
DAKWAH KE WAMENA
Saat itu ustad Fadzlan dan dai lainnya ingin berdakwah ke wamena. Perjalanan ke Wamena memakan waktu 3 bulan dengan berjalan kaki. 19 ustad berjalan kaki selama satu bulan. “Bersyukur kami jalan kaki di wilayah yang banyak kandungan air, apalagi makanan. Perjalanan Rosul lebih sulit karena di gurun pasir. Lalu setelah satu bulan perjalanan, para dai mulai kehabisan tenaga. Ada yang bilang ‘sebaiknya kita pulang saja, karena jika sudah begini, kita bisa mati dijalan karena kehabisan tenaga, dan kemungkinan bisa dibunuh..” tutur ustad dengan jenggot khasnya. Kemudian beliau melanjutkan, sekumpulan pendakwah itu akhirnya pulang ketempat asal. Lama perjalanan satu bulan lagi, jadi total dua bulan hanya perjalanan, tidak ada berdakwah. Akhirnya para pendakwah itu mencari solusi, dengan menyewa pesawat misionaris. Dengan cara mengganti nama.. Ibrahim diganti dengan nama Abraham. Ismail dengan nama Marcus, Fadzlan di ganti dengan Leo dan seterusnya. Akhirnya mereka bisa sewa pesawat misionaris. Persiapan membawa berkarung sabun, pakaian. “Sesampainya kami disana, betapa kagetnya melihat saudara-saudara kita di Wamena.
Mereka semua bertelanjang bulat. Baunya semerbak... jadi kami memutuskan untuk satu minggu pertama tidak berdakwah. Kami melakukan sosialisasi dan pendekatan terlebih dahulu dengan masyarakat..” ungkap Ustad Fadzlan bersemangat. “Setelah kami cukup dekat pada masyarakat, akhrnya kami bertanya pada mereka.. ‘Kenapa kalian seperti ini? kenapa kalian tak berpakaian? Dan mereka menjawab, bahwa mereka tidak diperbolehkan pakai pakaian, atas nama kebudayaan. Lalu mereka dilarang mandi dengan air, melainkan harus dengan minyak babi, dengan alasan menghindari gigitan nyamuk dan membuat tubuh hangat. Mereka bilang hal itu disuruh misionaris.. Hal ini sudah membunuh karakter manusia,”ujar ustad Fadzlan. Yang membuat aku dan semua audiens tambah miris adalah, masyarakat Wamena saat itu tidak menyusui anaknya seutuhnya. Karena payudara yang kiri untuk menyusui anaknya, sedangkan payudara yang kanan untuk menyusui anak babi. Lalu ketika salah satu ibu melahirkan, memutuskan ari-arinya dengan ujung batu yang tajam. Ga kebayang banyaknya resiko penyakit yang akan dihadapi :”(
[caption caption="dok.pribadi. Masyarakat yang meyakinkan diri dan bersyahadat :)"]