[caption caption="dok.pribadi. Tim Panitia sedang bekerjasama"]
Makin sore. Di lokasi itu hanya ada 3 orang perempuan. Aku, Sasa dan Ambu. Sedangkan seluruh lelaki sedang bekerja mempersiapkan acara. Ambu juga sedang diskusi dengan Kang Eded untuk lokasi dapur umum acara. Aku dan Sasa memilih ikut Kang Cucu pulang ke penginapan. Kang Cucu mau jemput Teh Widhi sepulang mengajar. Setelah sampai ke penginapan, ternyata penginapan di kunci. Ada Kang Amat juga yang sedang menunggu. Karena kunci tak kunjung ada, dan kami tak tahu siapa yang pegang kunci penginapan saat itu.
[caption caption="dok.pribadi. panggung akan jadi seindah mungkin daah"]
Akhirnya kami memutuskan untuk ikut Kang Cucu menjemput Teh Widhi. Ah ternyataaaa makin sore maceeeeet panjang melingkupi kami. Huaaaah. Perjalanan jadi terasa lamaaa. Teh Widhi juga ternyata menunggu di sebuah halte. Hujan deras. Aku tak bisa bayangkan, gimana kalau di acara puncak malah turun hujan? Waduuuh. Semoga itu tak terjadi. Singkat cerita, setelah memutar dan mengalami macet yang dahsyat, Teh Widhi ditemukan. Teh Widhi bersama Kak Dimas, kurir Lampung yang kerja di Bogor. Setelahnya, kami ke rumah Teh Widhi, ambil catering makanan yang sudah dibuat mama-papa Teh Widhi. Lalu kembali ke penginapan di Cikole. Kami makan dengan lahap, karena akhirnya malam itu baru ketemu nasi. Dan udara makin menusuuuk. Malam ini kami istirahat di dalam penginapan, bersama para kurir super #SedekahRombongan. Salaaam! : )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H