Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Catatan Calon Perawat: Flashback Dinas JIWA

26 November 2013   20:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:39 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_294692" align="aligncenter" width="500" caption="sumber foto: Pribadi. mata sengaja di edit (dihitamkan) jaga privacy pasien"]

13854730481537274731
13854730481537274731
[/caption]

Siapa bilang pasien jiwa gak bisa nulis?pasien jiwa sangat cerdas. Mereka bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan dengan menulis! Bahkan mereka mengungkapkan perasaannya melalui media tulis ini. Tatkala mereka rindu, ada pula yang jatuh cinta sama dokter lelaki disini. Kami memfasilitasi mereka, dengan kertas dan pena. Tentu mereka dalam kami awasi. Biar bagaimanapun, pena memiliki ujung yang runcing, bisa jadi media mereka melakukan hal yang merugikan. Beberapa dari mereka berkisah tentang kerinduan mereka dengan keluarga, rindu mereka dengan anak, bahkan kekasih.

“Sus ada pena sama kertas gak?” tanya leli(samaran) suatu pagi.

“Ada, kenapa?”

“Aku mau tulis tentang dokter Eko..” ucap Leli sambil menyebut nama salah satu dokter.

“Ini nih..” aku memberikannya.

Dan ia menulis dengan sangat lincah, seperti biasa, sebelumnya dia mengisi biodata seperti dalam buku diary dia menulis:

Nama lengkap:

Panggilan:

Alamat:

Hobi:

Moto:

MAFA(Makanan Favorit): *jadul banget -_-

MIFA(Minuman Favorit):

Dst..

Kemudian baru masuk ke surat. Dokter Eko pertama kali aku bertemu... kalau saja Joko sudah tak setia, aku rela bersamamu dokter Eko...Dokter Eko.. aku mau diperiksa sama dirimu setiap pagi.. blabla *sungguh. Bukti suratnya masih aku simpan!hehe

[caption id="attachment_294693" align="aligncenter" width="500" caption="sumber foto: Pribadi. mata sengaja di edit (dihitamkan) jaga privacy pasien"]

13854731062068676474
13854731062068676474
[/caption]

Hari terakhir atau masa terminasi. Berakhir pejumpaan kami, berakhir pula dinas kami diruangan itu, kami bersalaman, berfoto bersama, kami sadar kesenjangan tak akan memulihkan, malah kesenjangan itu akan membuat kekakuan dan tak saling mengerti antara pasien dan perawat. Sehingga kami selalu merasa mereka adalah teman kami, mereka adalah orang yang lebih tua dari kami, mereka seharusnya didukung, disemangati untuk berjuang dan dipahami. Sebagian ada yang memeluk kami, dan sebagian ada yang haru.

[caption id="attachment_294694" align="aligncenter" width="500" caption="sumber foto: Pribadi. mata sengaja di edit (dihitamkan) jaga privacy pasien"]

13854731501261927308
13854731501261927308
[/caption] [caption id="attachment_294695" align="aligncenter" width="500" caption="sumber foto: Pribadi. mata sengaja di edit (dihitamkan) jaga privacy pasien"]
1385473184502572151
1385473184502572151
[/caption]

Ah sangat banyak kisah kalau mau dirunut tentang Jiwa. Berbagai hal unik dari mereka tak akan habis. Pun di postingan ini yang sudah di lembar ke 8 paling akhir. Well, mereka bukan untuk dijauhi, tapi mereka untuk dipahami dan dilatih agar lebih baik. Salam!

[caption id="attachment_294696" align="aligncenter" width="500" caption="sumber foto: Pribadi. mata sengaja di edit (dihitamkan) jaga privacy pasien"]

13854732181604704456
13854732181604704456
[/caption]

Bandarlampung, 26-11-2013

20.40 WIB

Rinta Wulandari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun