[caption id="attachment_315710" align="aligncenter" width="670" caption="Mia (16) korban. sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/tragisnya-kematian-mia-gara-gara-asmara.html"]
Masih di bulan Maret, jelang pertengahan bulan. Kisah cinta para Anak Baru Gede (ABG) yang berujung maut nampaknya tengah marak belakangan ini. Setelah kasus tewasnya Ade Sara Angelina Suroto di tangan Hafiz yang merupakan mantan pacarnya, kini kasus serupa juga terjadi di wilayah Jakarta Selatan.
Mia Nuraini (16) tewas dikeroyok oleh delapan orang. Satu di antara pelaku merupakan mantan pacar Mia semasa duduk di bangku sekolah.
Kapolsek Cilandak Kompol Sungkono menjelaskan, pelaku A (DPO) cemburu karena Mia menjalin hubungan dengan Sony, salah satu korban yang juga ikut dikeroyok A dan tujuh pelaku lainnya.
"Di samping itu, menurut keterangan tersangka, A juga pernah dipukul oleh korban Sony," jelas Sungkono di Mapolsek Cilandak, Jakarta, Kamis (13/3).
Berlatar belakang cemburu yang diiringi dendam itulah, A mengajak tujuh teman nongkrongnya untuk mengeroyok Mia, Soni, dan Suryo yang saat itu sedang berkumpul di depan Terogong Residence, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
"Para pelaku sudah sekitar seminggu merencanakan pengeroyokan itu," tambah Sungkono.
Ironisnya, atas nama solidaritas terhadap A, tujuh pelaku lainnya yakni; Albi Haqi (21) Nanang Priyatna (16), Indra Rifai (30), Chilwab Yulkiansyah (19), Putri Astrini (20) Yeti Heriyani (19) dan AR (DPO), mau menerima permintaan A untuk mengeroyok Mia dan pacarnya.
"Ini tujuh orang pelaku yang lain ikutan ngeroyok ya karena solidaritas saja," ucap Sungkono.
Para pengeroyok memukul pacar baru mia, Soni dengan gir bergerigi tajam. Namun nahas, lantaran Soni mengelak saat akan dipukul, gir tersebut melayang di kepala Mia. Hantaman gir tersebut menyebabkan Mia luka parah di kepalanya hingga meninggal. Gir ini dipertontonkan bersama enam pelaku yang sudah ditangkap.
[caption id="attachment_315711" align="aligncenter" width="670" caption="Gir yang digunakan pelaku. sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/dua-tim-polisi-diterjunkan-buru-a-otak-pembunuhan-mia-nuraini.html"]
"Jadi kalau menurut tersangka tadinya yang mau dipukul pakai gir itu korban Soni," ujar Kapolsek Cilandak Kompol Sungkono, di Mapolsek Cilandak.
"Karena Soni ngeles, makanya jadi kena Mia yang ada di belakang Soni," tuturnya.
Kini enam dari delapan pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di balik dinginnya jeruji besi. Sedangkan, dua pelaku lainnya masih diburu.
"Pelaku dijerat Pasal 170 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian dengan ancaman hukuman penjara 12 tahun," pungkasnya.
Mari kita tilik kedua kasus diatas, yang terjadi di bulan Maret 2014 ini, mungkin bulan ini adalah bulan berdarah bagi para remaja lebil tersebut. Menurut Wong (2009) Walaupun orangtua tetap memberi pengaruh utama dalam sebagian besar kehidupan, bagi sebagian besar remaja, TEMAN SEBAYA DIANGGAP LEBIH BERPERAN PENTING ketika masa remaja dibanding masa kanak-kanak. Kelompok teman sebaya memberikan dukungan yang kuat pada remaja, secara individu dan secara berkelompok memberikan remaja PERASAAN MEMILIKI PERASAAN KEKUATAN DAN KEKUASAAN. Hlm 594
Nah, seperti pada kasus Mia Nuraini, si pelaku beramai-ramai, rombongan mengeroyok korban. Dengan alasan klasik yang sangaat sok berkuasa, yakni karena pelaku merasa dendam karena merasa pernah dipukuli oleh si Soni, ditambah lagi, pelaku merasa cemburu, karena mantan pacarnya si Mia, kini menjalin hubungan dengan Soni. Oke Fix, semua jadi membara. Pelaku merasa memiliki kekuasaan, merasa hebat karena masa yang ia bawa banyak.
Seperti kasus Mia diatas, teman-teman A nekad, dan mau membantu A mengeroyok Soni dan Suryo karena solidaritas. Walau akhirnya berbuah kematian pada mantan pacar si A sendiri, dengan dalih, Gir yang dihempaskan salah sasaran.
Kembali, menurut Wong (2009) pada masa remaja hubungan dengan anggota lawan jenis merupakan hal baru yang penting. Jenis dan tingkat keseriusan hubungan lawan jenis bervariasi. Tahap awal hubungan biasanya tidak memiliki komitmen, sangat bebas bergerak, dan jarang dicirikan dengan kedekatan romantis yang dalam. Perasaan tertarik menjadi pelekatan yang kuat terhadap seseorang. Hlm.595
Ayolah, ini hanya dari buku oleh Donna L Wong, yang berkebangsaan barat. Selebihnya remaja sendiri yang bisa mengatur membuat prinsip sepenting apa hubungan dengan lawan jenis itu. jadikan hubungan lawan jenis sebagai hubungan yang normal, dan pertemanan yang bermafaat, jangan cenderung pada kisah cinta monyet yang entah kemana ujungnya, baiklah kembali.. ini Remaja!
Tapi faktanya? Yak. Indonesia sangat terpengaruh dengan budaya barat, bahkan tanpa berpikir panjang, memprioritaskan masalah ‘hati’ yang tanpa maksud dan karena hal sepele, bisa menimbulkan perasaan ingin membunuh, berencana membunuh, bahkan menewaskan oranglain.
Perasaan menyukai lawan jenis memang didera pada para remaja umumnya. Merasa sangat istimewa karena ada seseorang yang memperhatikan, yang care, sehingga tak jarang hal itu menjadi berlebihan. Merasa ingin memiliki seutuhnya, padahal tak ada ikatan apapun selain ikatan yang tak sah. Ketika perasaan ‘memiliki’ itu mencapai puncak, dan saat itu si pasangan pergi atau hubungan putus, hal itu menyebabkan buta hati. Dan terjadilah hal yang tak diinginkan seperti kejadian Ade Sara ini. Dan masih karena cemburu akibat Cinta pun, sehingga sang mantan pacar menghabisi nyawa Mia.