Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kasus Pembunuhan Ade Sara dan Mia Menurut Mahasiswa Keperawatan

15 Maret 2014   05:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:55 4623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai sudah lama gak posting tentang hal berbau ‘sesuatu’. Mungkin selama ini hanya berupa reportase keseharian yang ada di akun ini, namun sesekali izinkan aku berwisata menulis, untuk mengulik tentang remaja indonesia saat ini. Hanya sekedar pandangan, pendapat tentang kejadian yang sangaat miris bagi remaja Indonesia, menurut pandangan Mahasiswa Keperawatan semester akhir. Maaf kalau ada salah seblumnya, karena mahasiswa adalah tempatnya kesalahan. Oke kita mulai..

PERTAMA di awal bulan Maret, tepatnya pada tanggal 3 Maret 2014. Motifnya karena Cinta Segitiga. Ketiga mahasiswa yang berusia 19 tahun ini tega menjebak temannya sendiri. Jadi si Hafitd ini ternyata masih ada perasaan sama si Ade Sara (korban) tapi sebelumnya, hafitd menjadikan Sifa pacar dulu sebagai perantara.

[caption id="attachment_315715" align="aligncenter" width="480" caption=" Ade Sara (19) korban. sumber: article.wn.com"][/caption]

[caption id="attachment_315709" align="aligncenter" width="673" caption="ini pelaku, masih 19 tahun. sumber: http://sosok.kompasiana.com/2014/03/08/duo-psikopat-pembunuh-ade-sara-637949.html"]

1394810404227557836
1394810404227557836
[/caption]

Sifa akhirnya bertemu dengan Sara di Gondangdia. Saat itu Sara habis menyaksikan acara Java Jazz Festival. Keduanya kemudian nongkrong di sebuah kafe, sampai kemudian Hafitd datang pura-pura tak sengaja. Ketiganya kemudian nongkrong bareng sampai berada di satu mobil yang sama. Sara ikut mobil yang dikemudikan Hafitd. Dan kemudian Sara mengalami penyiksaan yang amat hebat. Saat mobil terparkir, Sara dipukul oleh kedua tersangka. Mulut Sara disumpal koran oleh Sifa. Kepala Sara juga dipukul oleh Hafitd pakai sepatu milik Sifa. Kemudian Sara juga disetrum dengan menggunakan alat setrum khusus selama 3 menit. Tak lama setelah itu Sara tewas.

Hafitd dan Sifa kemudian berniat membuang jenazah Ade Sara namun tak menemukan titik yang tepat. Dalam usaha mencari tempat itu mobil mereka sempat beberapa kali mogok sampai sempat meminta bantuang orang lain. Akhirnya Ade Sara di buang di Tol Jorr KM 49, Bintara, Bekasi.

Untuk membuat alibi, kedua tersangka menguntai ucapan belasungkawa pada Ade Sara via twitter. Namun saat Hafitd berada di rumah duka, dia langsung ditangkap polisi. Sifa ditangkap kemudian di tempat berbeda. Keduanya diperiksa dan sudah ditetapkan sebagai tersangka.

[caption id="attachment_315713" align="aligncenter" width="462" caption="sumber: http://sosok.kompasiana.com/2014/03/08/duo-psikopat-pembunuh-ade-sara-637949.html"]

1394811261554187390
1394811261554187390
[/caption]

[caption id="attachment_315714" align="aligncenter" width="468" caption="sumber: http://sosok.kompasiana.com/2014/03/08/duo-psikopat-pembunuh-ade-sara-637949.html"]

1394811346719646827
1394811346719646827
[/caption]

Maling teriak maling, sangat sangaaat tak ada perasaan berdosa sama sekali. Mungkin karena pengaruh terbiasa menonton film bertema thriller, crime, sebunuhan, jadi mereka merasa berperan. Tapi mereka lupa, setiap film pasti ada akhir dan sebagian besar berakhir dengan tertangkapnya pembunuh, atau pembunuhnya sendiri mati, atau si pembunuh berhasil kabur dengan pergi ke ujung dunia.

KEDUA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun