Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dari Saksi Tsunami, sampai Gunung Geureutee Banda Aceh #2

22 Oktober 2014   17:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:07 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_349149" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. jalan as-al yang muluus dan luas"]

14139468901735798599
14139468901735798599
[/caption]

Oke, kita bahas perjalanan dulu. Perjalanan menuju gunung Geureutee gak mudah. Kita harus melewati 2 gunung terlebih dahulu, baru sampai ke gunung Geureutee. Perjalanan mendaki, naiiik turun, tikungan tajam huwaa. Ini sangat menguji kemampuan driver. Dan Wancik Iq adalah driver terbaik to this case! Hehe.

[caption id="attachment_349150" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. benar-benar tikungan tajam nih"]

1413946932869419647
1413946932869419647
[/caption]

Perjalanan dibawah gunung batu, melewati jurang, taman, tempat makan sampai deretan sapi yg bisa ke tengah jalan. Naik-naik turun-turun. Tikungan tajam hingga 180 derajat pun ada. Untuk sampai di Gunung Geureutee, kami harus melewati dua gunung, dengan perjalanan yang menanjak dan berliku. Yakni melewati Gunung Paro, Gunung Kulu baru sampai di Geureutee. Tak jarang, karena ini jalan memang mulus banget, terbesit lah ungkapan dari tanteku.. “Ni Lan.. bayangin gunung Batu dikeruk sampai begini. Ini memang idenya orang Belanda, tapi orang Indonesia juga yang kerjakan dengan sistem kerja paksa tu. Yaa walaupun sekarang kita juga yang nikmatin jalannya...” Tutur Bucik Nur kepadaku yang duduk di belakang dengan Maulana, anak lelakinya yang kedua.

[caption id="attachment_349155" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. kadang suka macet kalo depannya truk angkut. di tikungan harus jalan pelan-pelaan"]

1413947247384961292
1413947247384961292
[/caption]

[caption id="attachment_349151" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. karena Hujan, jadi berkabut. sayang bangeet. tapi tetep keren deeh"]

14139469761878641818
14139469761878641818
[/caption]

[caption id="attachment_349154" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. ini warung kopinyaa di pinggir jurang. eh"]

1413947196710386535
1413947196710386535
[/caption]

Setelah melewati perjalanan panjang melewati gunung akhirnya kami sampai di tepi gunung Geureutee. Disini ada warung kopi pinggir jalan yang berhadapan langsung dengan laut & tepinya. Ditengah laut terlihat ada 3 pulau, ada pantai dengan pasir telihat lembut, ada deretan pohon cemara mejulang hijau. Ada sapi-sapi yg dipelihara, sedang menikmati rerumputan sekitar pantai.

[caption id="attachment_349152" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. eh bukan bos-bos ini yang diliat, hehe. lihat backgroundnya tuh gunung batu yang di sulap jadi aspaal"]

1413947038871119319
1413947038871119319
[/caption]

Semua terlihat indah dari atas ini. Sapi terlihat hanya seperti titik bewarna cokelat, apalagi manusia, hanya terlihat titik kecil bewarna hitam dari atas sini. Hamparan biru & hijau menjadi spektrum yg harmonis. Walaupun.. saat itu berkabut, kami bisa menyerapi maknanya. Bahwa Allah menjadikan seluruhnya, keindahan ini agar manusia berpikir, bahwa nikmat Allah meliputi apapun!

Sembari duduk dipinggir gunung, sambil mendengar rintik hujan, kami menikmati teh manis panas, sambil melihat keindahan alam, sambil makan-makanan ringan. Setelahnya kami kembali pulang dan kembali mendapat tikungan menyenangkan mengaktifkan adrenalin Wuhuuu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun