Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rumah Cut Nyak Dien, Tanda Perkasa Sang Srikandi Indonesia

11 November 2014   04:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:07 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14156278681172709650
14156278681172709650
dok.pribadi

Kembali berjalan, di sebelah ada ruang rapat atau ruang diskusi. Disini ada pula meja bundar kayu, tempat Cut Nyak Dien menerima tamu atau berdiskusi. Ada lagi foto-foto, kali ini foto kaum penjajah Belanda dengan wajah bule yang garang. Hehe.

1415628183759454839
1415628183759454839
dok.pribadi. se-garang modelnya. haha

1415628476389378935
1415628476389378935
dok.pribadi. sumur sejak masa Belanda

Berjalan kembali, kami menemukan kembali kursi-kursi dan meja panjangnya. Kali ini adalah tempat Cut Nyak Dien menerima tamu. Ya. Banyak sekali kursi dan meja disini. Pertanda, bahwa Pahlawan Aceh ini sangat menjaga Silatuhrahim, sekaligus tempat berkumpulnya warga Aceh untuk membicarakan kemerdekaan Tanah Rencong dari penjajah. Kemudian dari rumahnya yang memiliki kamar yang banyak untuk selir dan asisten rumah tangga, beliau sangat menghargai yang membantu dirumahnya, terbukti bentuk tempat tidur yang tak jauh beda dari tempat tidur Cut Nyak Dien itu sendiri.

141562918973739391
141562918973739391

14156294241733193602
14156294241733193602
dok.pribadi. ini tempat Cut Nyak Dien menerima tamu

Cut Nyak Dien yang memiliki julukan Srikandi Indonesia ini terakhir diasingkan oleh Belanda. Saat itu keadaan Cut Nyak Dien sudah tua dan menderita kebutaan, akhirnya pada 6 Novemper 1908 beliau wafat dan dimakamkan di lokasi Makam Keluarga H. Husna di Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan, Jawa Barat (okezone.com).

Marilah kita mendoakan beliau, dan para Pahlawan yang telah mendahului kita. Mereka berani, mengorbankan jiwa, raga, harta demi kemerdekaan Indonesia, dan demi anak cucunya, demi kita. Kita yang telah menikmati manisnya kemerdekaan disamping mereka yang bersusah payah merebut kemerdekaan. Terinagat pidato sejarah, saat duduk di sekolah dasar, Bung Karno pernah berkata “Jas Merah!” jangan sekali-kali melupakan Sejarah. Karena melalui Sejarah, negara ini berproses untuk Sejarah baru yang akan diukir. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya (Pembukaan UUD ’45).

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim.” (Ali Imran [3]: 139-140)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun