Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Pegawai -

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Mengulas Serpihan-serpihan Tsunami Aceh

26 Desember 2014   14:12 Diperbarui: 26 Desember 2021   06:46 3372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Gempa dan Tsunami Di NAD dan Sumut (kompas.com)

Sabang cukup dekat dengan Provinsi Aceh, titik Nol Kilometer Indonesia ada disana. Tapi karena pusat gempa dan Tsunami ada di Meulaboh, jadi Pulau Sabang hanya terkena getaran dan gelombang tsunami yang tak sedahsyat sumbernya.

Saat ibu Bang X masih berada di Sabang. Karena hari itu adalah hari minggu, ia dan teman-temannya ingin bersantai bersamateman-temannya. Saat kejadian, Bang X melihat langsung, ketika gempa besar berlalu, air laut benar-benar menjadi kering. Warga yang melihat itu menuju pinggir pulau melihat kejadiannya. Takjub. Karena air benar-benar kering. 

Dan isi laut menggelepar disana, ikan, udang dan lain-lain. Saking keringnya air laut, sampai akarnya pulau itu terlihat. Persis akar pohon. Diatas melebar, kemudian akar pulau itu mengecil. Kemudian warga turun. Mengambil ikan, udang dan isi laut yang saat itu ada di depan mata. Ramai orang turun sampai penuh itu lautan yang sudah kering. Tak berapa lama. “BRASS! Air dihempaskannya lagi. Air naik lagi dengan kuat. Dan entah... yang turun tadi itulah yang banyak menjadi korban...” tutur Bang X.

Tentang Jembatan

Kisah ini di ceritakan oleh Asisten Cengah Maya. Bang Rudi namanya. Asisten yang selalu menjemput anak-anak Cengah Maya pulang Sekolah. Saat itu adalah hari terakhir aku berada di Banda Aceh. Aku ke banyak tempat. Setiap tempatnya memiliki kisah tersendiri mengenai tsunami. Saat itu kami berlima. Ada Aku, Cengah Maya, Adik Fabian, Bang Rudi dan Kak Ros. Kak Ros adalah asisten rumah tangga sekaligus yang membantu menjaga Adik Fabian.

dok. pribadi. suasana di sisi Aceh
dok. pribadi. suasana di sisi Aceh
Kak Ros dan Bang Rudi adalah orang Aceh Asli. Bang Rudi dibalik kemudinya selalu cerita dengan semangat ditambah logat Acehnya. Saat itu ia menunjuk pemukiman yang di danai pembangunannya oleh Jacki Chan, tempat huni itu dari kejauhan atapnya bewarna biruuu langit semua.

Saat kami melewati jembatan. “Ha, sungai ini tadinya di tengahnya tu ada jembatan. Sekarang dak ada lagi. Karena tsunami waktu itu. Ha, liat tu, ada bekas jembatannya ja. Kalau malam tak hati-hati bahaya ni...” ucap Bang Rudi sambil menunjuk kearah jembatan dengan logat khasnya.

Lalu kami melewati sungai lagi. Sungai kali ini dengan jembatannya yang masih kokoh. “Jembatan itu bu, waktu tsunami banyak makan korban, karena orang-orang tu hanyut dibawah jembatan itu. Tapi sebagian besar meninggalnya karena kepalanya pecah terbentur jembatan itu. Arusnya kan kuat kali tu, jadi banyak yang usaha mau naik, tapi akhirnya meninggal karena terbentur jembatan itu...” tutur Bng Rudi pada Cengah Maya yang berada di sebelah kemudinya.

Kisah Tentang Pencuri.

Ada lagi, bang rudi berkisah tentang penjahat dan pencuri setelah tsunami. Jadi setelah tsunami selesai, mayat kan bergelimpangan. Orang Cina yang pengusaha di Aceh juga banyak, mereka memakai kalung emas, gelang, sampai cincin emas. Orang Aceh pun ada yang mengenakan perhiasan. Nah saat itulah, ada saja orang yang mencuri. Jadi orang ini mencuri banyak perhiasan para korban tsunami. 

Nah, karena korbannya lebam akibat air, untuk cincin di jari sulut untuk dilepas. Jadi oleh pencuri ini, di potong jari-jari korban tsunami ini, untuk diambil cincinnya. Naudzubillah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun