Sebagai anak SD kira-kira kelas 6, tentu Bang Harris sangat syok waktu itu. di atas pohon Asam itu ada 40 an orang yang naik. Dari yang muda sampai yang tua.
Selama kejadian Bang Harris hanya melihat banyaknya korban yang bergelimpanagn terbawa air, ada pula yang masih hidup sedang berusaha melakukan sesuatu.
Barang-barang kecil-sampai besar sekali terbawa oleh Tsunami. Dan si Lapangan Blang Padang itulah, setelah air menyusut tumpukan mayat ratusan sampai ribuan ada disana. Kisah ini di ceritakan sendiri oleh Bang Harris.
Saat itu kisah inilah yang paling mengkhawatirkan keluarga Wancik Iqbal, mengenai anak pertamanya ini, tapi Alhamdulillah, Allah melindunginya.
Sebelum Keberangkatan Menuju Mekkah
Saat membicarakan kisah ini, aku sedang di perjalanan bersama Cengah Maya menuju rumah Cudo Winda. Di balik kemudinya, Cengah Maya secara lugas dan mengena bercerita mengenai kejadian saat Tsunami. “Bersyukur Lan, waktu itu saat Tsunami di hari minggu. Bayangin kalau di hari sibuk kerja atau anak sekolah... gimana coba? Anak-anak lagi sekolah, ibu-bapak lagi kerja? Kejadiannya juga pagi jam 8 kan..”
Jadi waktu itu, Cudo Winda masih berstatus mahasiswa kedokteran di Unsyah Kuala Banda Aceh. Sedang libur. Beberapa waktu lalu cudo sudah mengikuti test menjadi pramugari untuk keberangkatan jemaah haji.
Dengan Bahasa Inggris yang handal, tinggi badan yang sesuai, dan kemampuan bertutur yang baik, akhirnya Cudo diterima menjadi Pramugari. Di sela liburnya sebagai mahasiswa, cudo winda sempat mengisinya dengan hal bermanfaat.
Saat itu, 26 Desember 2004 adalah keberangkatan kedua Cudo sebagai pramugari jemaah haji. Nah tentang Cudo Winda yang sempat jadi Pramugari ini, jujur aku baru tahu. Saat di ceritakan Cengah Maya.hehe. Pagi itu Cudo Winda telah bersiap-siap menuju asrama jemaah haji untuk berangkat. Sudah rapi. Mungkin para jemaah haji pun sudah siap menuju Baitullah.
Namun pukul 8 pagi itu, suatu hal yang diluar kendali manusia terjadi. Tsunami datang dan mengagalkan segalanya. Cudo Winda dan jemaah haji lain tak jadi berangkat.
Selain karena jemaah ada yang terbawa arus tsunami, jemaah lainnya pasti dalam keadaan darurat saling menyelamatkan diri dan keluarg.