Sebuah video di akun Instagram harrypndjtxvi memperlihatkan seorang ibu mendatangi sebuah klinik yang belakangan diketahui sebagai Klinik Bumame Farmasi.Â
Ibu tersebut melakukan protes keras atas dua hasil tes Antigen dan PCR yang diterimanya dan keduanya menyatakan bahwa dirinya positif covid sementara ibu itu sama sekali belum pernah datang ke klinik untuk melakukan tes.
"Kemarin saya dikirimin, sementara sayanya belum kesini, hasil tes antigen, terus tadi pagi saya dikirimin hasil tes PCR sementara sayanya belum datang," kata si ibu dengan nada kecewa sambil menyerahkan 2 lembar hasil tes.
"Sebentar ya, bu," kata petugas klinik sambil mengamati kedua lembaran tersebut bolak-balik.
"Iya makanya ini aneh sekali orang saya belum datang kok sudah dikirimin hasil. Terus dua-duanya positif lagi, ini kan merugikan, saya besok mau terbang ke Bali, gimana saya tidak bisa dong karena kalian udah bikin hasil tes palsu. Orang sayanya aja juga belum datang?," kata ibu tersebut menunjukkan rasa kecewa yang mendalam.
 "Ini parah sekali loh kesalahan kalian, terus saya kontek-kontek kemarin sampe saya kirimin mesej komplen di website kalian tak ada jawaban dari kalian sama sekali, orang saya bikin janjinya hari ini?," kata ibu itu melanjutkan.
Terkait video tersebut, Direktur Utama Bumame Farmasi, James Wiharja telah melakukan klarifikasi dan melakukan permintaan maaf. Hal itu disebutnya terjadi akibat kesalahan administrasi dari staf lapangan karena nama pelanggan yang hampir sama.
Mengutip dari Kompas.com (3/2/2022), dalam keterangan tertulis, James mengatakan:
"Kami mengakui bahwa kejadian yang ibu Zakiah alami hari ini, memang benar adanya kesalahan dari pihak admin kami yang menyebabkan kerugian dan ketidak nyamanan. Kami telah menindaklanjuti kejadian ini dengan memberikan teguran keras terhadap petugas terkait," jelas James.
***
Pertanyaannya adalah, apakah kesalahan seperti ini dapat diselesaikan hanya dengan permintaan maaf dan memberikan teguran keras terhadap petugas klinik yang melakukan kesalahan?Â
Dan bagaimana sikap pemerintah melalui petugas gugus covid terkait hal ini, apakah kasus ini dianggap hanya sebagai kesalahan ringan saja dan tidak perlu dilakukan tindakan tegas dan terukur?
Saya sependapat dengan ibu Zakiah. Itu adalah kesalahan yang sangat parah dengan menerbitkan hasil tes palsu dua sekaligus, hasil antigen dan PCR, sementara baru membuat janji tetapi hasilnya sudah keluar. Aneh bin ajaib, bukan?
Mengenai kelalaian petugas (human error) karena kemiripan nama, saya pikir sama sekali tidak bisa dijadikan alasan. Bukankah Nomor Indentitas Kependudukan (NIK), tanggal lahir dan alamat pelanggan berbeda? Apakah ada unsur kesengajaan yang terlanjur terkirim?
Terus bagaimana dengan kerugian moril dan materil yang dialami ibu Zakiah yang harus menunda perjalanannya ke Bali karena dinyatakan positif covid? Apakah cukup hanya dengan minta maaf dan mengganti ongkos perjalanan?
Bagaimanapun kasus ini harus diusut tuntas oleh pemerintah dengan melakukan investigasi serius. Dan tidak hanya terhadap Klinik Bumame Farmasi tetapi juga kepada klinik lain yang memiliki izin melakukan tes covid.Â
Timbul kekuatiran jangan-jangan mereka telah melakukan banyak kelalaian yang merugikan pelanggan yang secara otomatis juga menambah jumlah penderita covid di Indonesia/rs
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H