Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Tema Hari Pahlawan "Pahlawanku Inspirasiku", Kita Masih Abai

10 November 2021   10:33 Diperbarui: 10 November 2021   12:38 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat miris ketika pagi hari ini saya masuk disebuah kelas dan menanyakan nama "kota pahlawan" tempat terjadinya pertempuran maha dasyat 10 November 1945, dari 15 siswa tidak satupun yang bisa menjawab. Keprihatinan saya semakin membuncah ketika tak satupun dari mereka dapat menyebutkan nama pahlawan nasional beserta daerah asalnya. Apakah ini terjadi disekolah kami saja? Jika mengenal nama pahlawan saja tidak bisa bagaimana mungkin mereka bisa menghargai jasa para pahlawan dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi? 

Presiden Soekarno berkata bahwa"bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya" dan sebagai bentuk penghormatan bangsa kita kepada jasa para pahlawan yang telah gugur demi tegaknya kemerdekaan negara kita maka hari ini, Rabu 10 November 2021 kita kembali memperingati peristiwa bersejarah di kota Surabaya yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959.

Pertempuran Surabaya merupakan perang paling sengit dan paling mengerikan dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia dan merupakan perang pertama pasukan Indonesia melawan pasukan asing setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pertempuran ini pecah akibat gagalnya gencatan senjata antara Indonesia dan tentara Inggris ditandai dengan terbunuhnya pimpinan tertinggi tentara Inggris untuk wilayah Jawa Timur, Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby pada tanggal 30 Oktober 1945.

Kematian Mallaby sontak membuat Inggris marah dan penggantinya Mayor Jenderal Eric Carden Roberth Mansergh mengeluarkan ultimatum yang meminta agar pihak Indonesia menghentikan perlawanan dan menyerahkan seluruh persenjataan kepada tentara NICA dan AFNEI. 

Para pimpinan pasukan Indonesia juga disuruh menyerahkan diri dengan tangan terangkat ke atas, selambat-lambatnya pada 10 November 1945 pukul 06.00 WIB, jika tidak maka mereka akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut dan udara.

Ultimatum tersebut tak membuat gentar sedikitpun pihak Indonesia untuk berhadapan dengan pasukan Inggris berkekuatan 30.000 serdadu serta diperlengkapi dengan persenjataan canggih, dukungan tank, pesawat tempur dan kapal perang. 

Malahan ultimatum-ultimatum yang disebarkan melalui pamflet dari udara justru membuat rakyat Surabaya sangat marah karena dianggap sebagai bentuk penghinaan dan pelecehan terhadap kedaulatan Republik Indonesia. 

Dan akhirnya pertempuran sengitpun pecah selama kurang lebih 3 minggu yang menewaskan 6.000-16.000 pejuang dari pihak Republik Indonesian dan kira-kira 2.000 dari pihak tentara Inggris.

***

Tanpa terasa peristiwa tersebut telah berlalu 76 tahun yang silam. Kini usia peringatan Hari Pahlawan sudah memasuki tahun berlian yang melambangkan kemuliaan dan cinta dalam tradisi ulang tahun perkawinan. Lantas bagaimana bangsa kita memaknai peringatan ke-76 Hari Pahlawan tahun 2021 yang masih dalam bayang-bayang teror pandemi covid-19?

Menyimak situs kemensos.go.id, pemerintah melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia mengangkat tema pada peringatan ke-76 Hari Pahlawan 2021: "Pahlawanku Inspirasiku"dengan logo rangkaian gambar: bambu runcing, pahlawan, buku, bendera merah putih dan kepalan tangan.

Masih dari situs tersebut diketahui bahwa "bambu runcing" menggambarkan senjata sederhana yang digunakan menghadapi musuh dengan penuh semangat dan keberanian dan "pahlawan" menggambarkan sosok yang rela mengorbankan segalanya termasuk harta dan nyawa demi kepentingan bangsa dan negara.

Sementara "buku" merupakan sumber inspirasi bagi generasi masa kini untuk selalu mengenang dan merhargai jasa para pahlawan dan meneruskan cita-cita luhur pendiri bangsa kita, "bendera merah putih" merupakan simbolis dari bangsa dan negara Republik Indonesia sedangkan "kepalan tangan" menggambarkan keteguhan para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan serta harapan kepada generasi muda agar memiliki keteguhan hati untuk mengisi kemerdekaan.

***

Tetapi sejauh mana pemerintah yakin bahwa tema "pahlawanku inspirasiku" serta makna logo hari pahlawan tahun ini dapat tersampaikan dengan baik kepada segenap lapisan masyarakat khususnya generasi muda dan mempengaruhi cara pandang mereka terhadap jasa para pahlawan dan menjadikannya sumber inspirasi?

Dan bagaimana sesungguhnya sikap masyarakat di seluruh tanah air memaknai Hari Pahlawan kali ini? Apakah mereka sudah melupakannya dan sibuk dengan urusan masing-masing, misalnya masyarakat marjinal dengan urusan mencari makan sehari-hari dan kaum kapitalis yang sibuk menumpuk kekayaan dengan cara-cara kotor?

Coba tanyakan berapa banyak diantara generasi muda kita yang lebih mengenal artis drama Korea daripada pahlawan nasional? Dan berapa banyak diantara mereka yang memilih memasang poster pahlawan nasional di kamarnya daripada poster artis Korea? Mana yang lebih menginsipirasi bagi mereka, jiwa patriotisme pahlawan yang rela mengorbankan kenyamanan pribadi demi negara atau sifat hedonisme yang rela mengorbankan negara demi kesenangan pribadi?

Terkait hal itu siapa yang patut kita salahkan, apakah perkembangan zaman yang terlalu pesat? Jika kita bicara jujur maka yang salah adalah kita semua. Saya, Anda, orang tua dan terutama pemimpin-pemipin yang tidak memberikan teladan yang baik kepada masyarakat khusunya kepada generasi muda. 

Banyak diantara orang tua yang tidak lagi meluangkan waktu untuk menceritakan sejarah perjuangan para pahlawan. Tetapi lebih banyak lagi diantara pemimpin yang terlalu sibuk dengan urusan kekuasaan dan kekayaan. 

Jika pahlawan rela mengorbankan diri mereka demi kepentingan bangsa dan negara sebaliknya banyak diantara pemimpin yang rela mengorban rakyat dan negara demi kepentingannya sendiri, kepentingan partai atau golongannya.

Banyak nasihat-nasihat dari pemimpin jahat yang terdengar sumbang. Mereka meneriakkan diri mereka sebagai pejuang dan patriot bangsa tetapi sesungguhnya sikap dan perbuatan mereka yang hedonis dan suka korupsi justru menjadikan diri mereka sebagai penghianat bangsa yang lebih jahat dari penjajah.

Dalam menghargai jasa para pahlawan, kita masih abai bahkan sangat abai. Keabaian itu terus bertambah dari tahun ke tahun seiring berjalannya waktu dan jika tidak segera berubah, bukan tidak mungkin suatu saat nanti kita akan sampai pada sebuah titik yang sangat mengkuatirkan dimana nama-nama pahlawan dan perjuangannya hanya tinggal sejarah yang terkubur dalam kertas.

Sesungguhnya peringatan ke-76 Hari Pahlawan tahun ini adalah momen yang sangat tepat bagi kita untuk merubah keabaian itu. 

Para pejabat pemerintah mulai dari tingkat tertinggi: presiden/wakil presiden, gubernur/wakil gubernur, bupati/walikota dan wakilnya, camat hingga lurah/kepala desa, para menteri, DPR/DPRD/DPD, aparat penegak hukum, aparat keamanan/kepolisian, ASN dan sebagainya harus bisa menjadi teladan dalam perbuatan dan bukan hanya dalam perkataan.

Selamat memperingati Hari Pahlawan 10 November 2021, merdeka... merdeka... merdeka...!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun