Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Tema Hari Pahlawan "Pahlawanku Inspirasiku", Kita Masih Abai

10 November 2021   10:33 Diperbarui: 10 November 2021   12:38 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyimak situs kemensos.go.id, pemerintah melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia mengangkat tema pada peringatan ke-76 Hari Pahlawan 2021: "Pahlawanku Inspirasiku"dengan logo rangkaian gambar: bambu runcing, pahlawan, buku, bendera merah putih dan kepalan tangan.

Masih dari situs tersebut diketahui bahwa "bambu runcing" menggambarkan senjata sederhana yang digunakan menghadapi musuh dengan penuh semangat dan keberanian dan "pahlawan" menggambarkan sosok yang rela mengorbankan segalanya termasuk harta dan nyawa demi kepentingan bangsa dan negara.

Sementara "buku" merupakan sumber inspirasi bagi generasi masa kini untuk selalu mengenang dan merhargai jasa para pahlawan dan meneruskan cita-cita luhur pendiri bangsa kita, "bendera merah putih" merupakan simbolis dari bangsa dan negara Republik Indonesia sedangkan "kepalan tangan" menggambarkan keteguhan para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan serta harapan kepada generasi muda agar memiliki keteguhan hati untuk mengisi kemerdekaan.

***

Tetapi sejauh mana pemerintah yakin bahwa tema "pahlawanku inspirasiku" serta makna logo hari pahlawan tahun ini dapat tersampaikan dengan baik kepada segenap lapisan masyarakat khususnya generasi muda dan mempengaruhi cara pandang mereka terhadap jasa para pahlawan dan menjadikannya sumber inspirasi?

Dan bagaimana sesungguhnya sikap masyarakat di seluruh tanah air memaknai Hari Pahlawan kali ini? Apakah mereka sudah melupakannya dan sibuk dengan urusan masing-masing, misalnya masyarakat marjinal dengan urusan mencari makan sehari-hari dan kaum kapitalis yang sibuk menumpuk kekayaan dengan cara-cara kotor?

Coba tanyakan berapa banyak diantara generasi muda kita yang lebih mengenal artis drama Korea daripada pahlawan nasional? Dan berapa banyak diantara mereka yang memilih memasang poster pahlawan nasional di kamarnya daripada poster artis Korea? Mana yang lebih menginsipirasi bagi mereka, jiwa patriotisme pahlawan yang rela mengorbankan kenyamanan pribadi demi negara atau sifat hedonisme yang rela mengorbankan negara demi kesenangan pribadi?

Terkait hal itu siapa yang patut kita salahkan, apakah perkembangan zaman yang terlalu pesat? Jika kita bicara jujur maka yang salah adalah kita semua. Saya, Anda, orang tua dan terutama pemimpin-pemipin yang tidak memberikan teladan yang baik kepada masyarakat khusunya kepada generasi muda. 

Banyak diantara orang tua yang tidak lagi meluangkan waktu untuk menceritakan sejarah perjuangan para pahlawan. Tetapi lebih banyak lagi diantara pemimpin yang terlalu sibuk dengan urusan kekuasaan dan kekayaan. 

Jika pahlawan rela mengorbankan diri mereka demi kepentingan bangsa dan negara sebaliknya banyak diantara pemimpin yang rela mengorban rakyat dan negara demi kepentingannya sendiri, kepentingan partai atau golongannya.

Banyak nasihat-nasihat dari pemimpin jahat yang terdengar sumbang. Mereka meneriakkan diri mereka sebagai pejuang dan patriot bangsa tetapi sesungguhnya sikap dan perbuatan mereka yang hedonis dan suka korupsi justru menjadikan diri mereka sebagai penghianat bangsa yang lebih jahat dari penjajah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun