Bagaimanapun tak bisa dipungkiri, Moeldoko pasti memiliki ketertarikan dengan Partai Demokrat, kalau tidak beliau tidak akan menerima kader aktif dan non aktif Demokrat untuk berdiskusi mengenai keadaan partai itu kepadanya.
Bisa jadi Moeldoko ingin maju sebagai capres atau cawapres di Pilpres 2024 nanti dan untuk kepentingan itu sudah barang tentu Moeldoko membutuhkan "kendaraan".
Diketahui sebelumnya pada 2016 Moeldoko bergabung dengan Partai Hanura dengan jabatan sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina. Tetapi pada 2018 Moeldoko pamit dari partai tersebut dengan alasan agar lebih fokus bekerja sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
Lagipula menurut Moeldoko kehadirannya di Hanura ketika itu tidak berpengaruh apa-apa karena secara individu beliau tidak pernah terlibat dalam urusan partai.
Tetapi setelah menjadi KSP kemungkinan besar pandangan Moeldoko terhadap 2024 menjadi berubah. Bisa jadi beliau ingin maju pada pilpres kelak dan untuk itu beliau perlu kendaraan dan kendaraan itu adalah Demokrat yang terbebas dari istilah "prihatin". (RS)
Sumber: Kompas.com, detikcom, KBBI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H