Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Belajar dari Kasus Rasis Ambroncius Nababan, Emosimu dapat Membunuhmu

26 Januari 2021   16:40 Diperbarui: 26 Januari 2021   17:43 2042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita harus hati-hati dengan emosi kita. Jangan sampai emosi yang tidak terkendali menyeret kita kepada kerugian yang sangat besar. Bahkan luapan emosi yang tak terkendali juga dapat merugikan kelompok tertentu bahkan bangsa dan negara.

Berbeda pendapat dalam negara demokrasi adalah hal yang wajar. Di era reformasi yang sangat bebas seperti sekarang ini disertai dengan keterbukaan bertukar informasi lewat media sosial, terkadang bukan hanya kritik saja yang kita baca dan dengar tetapi nyinyiran dan caci maki juga menjadi hal yang biasa.

Ada hal-hal yang perlu ditanggapi tetapi lebih banyak hal-hal yang tidak perlu dipedulikan. Jika kita mulai terpancing, maka segera saja lupakan dan anggap sebagai angin lalu. Jangan menanggapi persoalan dengan emosi apalagi sampai mengunggah kemarahan di media sosial?

Tangkapan layar dari akun @YanHarahap
Tangkapan layar dari akun @YanHarahap

Menurut pengakuan Ambroncius dalam surat klarifikasi dan permintaan maafnya pada butir yang ke-4, ternyata Ambroncius memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat Papua. Dia sudah diadatkan sebagai anak angkat Papua melalui adat "lompat piring" dan "bakar batu" di Kabupaten Kerom dan Jayapura.

Unggahan Yan Harahap lewat akun Twitter @YanHarahap juga memperlihatkan jejak digital bahwa Ambroncius pernah menjadi salah satu calon DPR-RI Partai Hanura dari Dapil Papua. 

Itu menunjukkan bahwa Ambroncius sudah mengetahui banyak hal mengenai masyarakat Papua, mengenai adat istiadat dan budayanya. Tetapi toh karena terpancing emosi, Ambroncius gelap mata dan melakukan unggahan yang tidak semestinya.

Semoga kita semua dapat mengendalikan diri dan tidak pernah terpancing untuk melakukan tindakan bodoh terutama menyangkut hal-hal sensitif yang berbau SARA. Dan semoga kasus Ambroncius segera diusut tuntas dan masyarakat tetap tenang dan tidak mau terprovokasi. (RS)

Sumber: CNN Indonesia, detikcom, Simalungunnews, pikiran rakyat Bekasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun